REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah permasalahan yang terus mendera bangsa Indonesia memerlukan penanganan yang tepat. Namun, pemerintah seringkali menangani persoalan dengan cara yang tidak tepat dan cenderung lambat.
Pernyataan itu disampaikan anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo, dalam peluncuran bukunya yang berjudul "Republik Galau"
"Kondisi itu mengindikasikan bahwa presiden tengah bimbang," ungkap Bambang di Gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Ahad (21/10).
Dalam sambutannya, Bambang menyebutkan satu contoh kebimbangan pemimpin negara tersebut. Dia menyoroti kisruh yang terjadi antara KPK dan Polri terkait penanganan kasus Simulator SIM dan penarikan penyidik. Menurut dia, presiden semestinya menengahi perselihan itu sejak mula.
"Jangan menunggu terlalu lama," tutur Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar.
Akibat dari keterlambatan upaya penengahan itu, ucap Bambang, kekacauan dan kerusakan suasana sempat terjadi. Bahkan, ujar dia, kisruh itu kemudian menjadi sorotan dan perbincangan masyarakat.
Namun demikian, Bambang mengapresiasi muatan pidato presiden yang berupaya menyelesaikan kisruh tersebut. Akan tetapi, ungkap dia, pidato itu disampaikan setelah sejumlah kekacauan terjadi.
"Padahal, kerusakan itu bisa dicegah bilamana presiden cepat bersikap," tutur Bambang.