Rabu 17 Oct 2012 21:28 WIB

TNI akan Mutasi Personil Pelaku Penganiayaan Wartawan

  Pesawat Hawk 200 Single Seater (Kursi Tunggal) milik TNI AU jatuh sekitar 3 km dari Bandara Sultan Syarief Kasim II Pekanbaru, Selasa (16/12).
Foto: Antara
Pesawat Hawk 200 Single Seater (Kursi Tunggal) milik TNI AU jatuh sekitar 3 km dari Bandara Sultan Syarief Kasim II Pekanbaru, Selasa (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Panglima Komando Operasi (Pangko Ops) I Marsekal Muda Bagus Puruwhito mengatakan, pihaknya siap memutasi oknum TNI AU pelaku penganiayaan wartawan peliput jatuhnya pesawat Superhawk 200 di Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Riau.

"Untuk insiden wartawan, pelakunya akan dimutasi," kata Bagus usai meninjau proses evakuasi puing pesawat tempur Superhawk, Rabu sore. Bagus juga menyarankan serta mempersilahkan wartawan untuk mengawal kasus penganiayaan tersebut hingga tuntas.

"Tidak ada yang ditutup-tutupi," katanya.

Tindak kekerasan berupa penganiayaan terhadap sejumlah awak media oleh oknum TNI terjadi ketika wartawan hendak melakukan peliputan di lokasi jatuhnya pesawat Superhawk 200.

Dengan alasan tidak jelas, sejumlah oknum anggota TNI kemudian menghadang wartawan serta melakukan pemukulan secara bertubi hingga menyebabkan beberapa pers terluka. Bahkan beberapa oknum TNI juga melakukan perampasan atas perangkat kerja wartawan, seperti kamera foto dan video.

Atas insiden itu, sejumlah wartawan yang menjadi korban kekerasan, yakni Rian FB Anggoro (pewarta Kantor Berita Antara), Didik Herwanto (fotografer Riau Pos) dan Robi (wartawan RTV) melaporkan secara remi ke Polisi Militer TNI AU.

Surat pengaduan tersebut ber nomor POM-434/A/IDIK-01/X/2012/Rsn. Laporan resmi tersebut dilakukannya pada Selasa (16/10) sekitar pukul 11.00 WIB tentang penganiayaan berat yang diduga dilakukan oleh Letkol Robert Simanjuntak yang merupakan anggota Lanud Roesmin Nurjadin beserta beberapa orang anggota Yon 462 Paskhas.

Dalam keterangannya, sejumlah wartawan korban mengaku telah menerima tindak penganiayaan oleh oknum TNI yang tengah berjaga-jaga di sekitar lokasi jatuhnya pesawat Hawk 200 milik TNI AU.

"Waktu itu saya sedang melakukan peliputan dan jaraknya cukup jauh. Saya ketika itu hendak mengambil gambar bangkai pesawat," kata Didik, korban pemukulan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement