Senin 15 Oct 2012 12:55 WIB

Bos Pertamina: Pencurian Minyak Semakin Parah

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Hazliansyah
Pertamina
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengakui pencurian minyak mentah di BUMN tersebut semakin parah. Dari tahun ke tahun, angka pencurian semakin meningkat.

Dari 2010 hingga Oktober 2012 tercatat, pencurian minyak mentah Pertamina mencapai 370 ribu barel. "Kerugian yang ditanggung Pertamina bahkan mencapai 37 juta dolar AS," tegasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (15/10).

Dijelaskan Karen pula, modus pencurian minyak semakin beragam, terutama di jalur pipa. Salah satunya melakukan tapping (melubangi) pipa darat.

Selain tapping, modus pencurian lainnya dengan memodifikasi kendaraan. Ada pula pelubangan pipa dengan cara bor horizontal dengan selang kabel optik.

"Namun diantara semua modus, yang paling mendominasi kasus pencurian adalah tapping," jelasnya. Selama 2012 setidaknya terdapat 675 kali kasus ilegal tapping.

Sementara itu, terkait penyelundupan minyak ke negara lain, Pertamina tak menampik ini terjadi. Namun Karen mengatakan pihaknya bersama Bea Cukai sudah melakukan berbagai upaya untuk mengagalkan penyelundupan ini.

"Salah satunya yang dilakukan MT Martha Global," katanya. Kapal yang dimiliki PT Waruga Nusa Sentana ini disewa dalam bentuk Time Charter Party ini digunakan untuk FOB crude oil ke wilayah domestik.

Upaya penyelundupan diketahui saat kapal berubah arah ke Malaysia. Kapal ini ditahan 19 september 2012 lalu.

"Namun kami sudah mengirim surat teguran pada owner kapal," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement