Jumat 12 Oct 2012 19:17 WIB

Rekonstruksi Tertutup Penusukan Alawy Dinilai tak Efektif

Rep: Muhammad Ghufron/ Red: Karta Raharja Ucu
Orang tua almarhum Alawy Yusianto, Ibu Endang Puji (tengah), menyaksikan prosesi pemakaman anaknya di pemakaman Poncol, Pudurenan, Tangerang, Banten, Selasa (25/9).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Orang tua almarhum Alawy Yusianto, Ibu Endang Puji (tengah), menyaksikan prosesi pemakaman anaknya di pemakaman Poncol, Pudurenan, Tangerang, Banten, Selasa (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Advokasi Komite SMAN 70, Suhendra Asido Hutabarat menyayangkan keputusan Penyidik Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan yang menggelar rekonstruksi penusukan mendiang Alawy Yusianto Putra (15), siswa SMAN 6 Bulungan, Jaksel, secara tertutup, Jumat (12/10) sore.

Menurutnya reka ulang secara tertutup itu tidak bisa membuktikan enam siswa SMAN 70 Jaksel yang terseret menjadi tersangka tidak bersalah. "Mereka tidak terlibat tawuran," tegasnya di Jakarta, Jumat (12/10).

Padahal, ia mengklaim orang tua para tersangka juga menginginkan gelar rekonstruksi di lokasi kejadian. Sebab, tambah Suhendra, jika digelar di kawasan itu peran para siswa terlihat jelas dari posisi dan keterlibatannya saat insiden penyerangan berlangsung. (baca: Polisi Rekonstruksi 15 Adegan Penusukan Alawy).

Kepada orang tua, para tersangka mengaku tidak mengenal maupun melihat Fitra saat membacok Alawy. Terkait perlindungan identitas tersangka di bawah umur, menurut Suhendra, saat rekonstruksi bisa disiasati dengan penutup wajah.

Yang jelas, masih kata Suhendra, gelar rekonstruksi secara tertutup sangat tidak efektif. Nantinya, penanganan proses hukum terhadap enam siswa tersebut bisa bertambah sulit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement