Jumat 12 Oct 2012 15:45 WIB

Inilah Penyebab Langkanya Aqua Galon di Jakarta

Penjual merapikan galon kosong di salah satu agen galon di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Senin (24/9). Sejak sebulan terakhir warga kesulitan mendapatkan air mineral kemasan galon.
Foto: REPUBLIKA/Prayogi
Penjual merapikan galon kosong di salah satu agen galon di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Senin (24/9). Sejak sebulan terakhir warga kesulitan mendapatkan air mineral kemasan galon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aqua, Wahyu Tri Raharja, mengatakan langkanya ketersediaan Aqua galon di Jakarta selama beberapa pekan terakhir bukan mengeringnya mata air melainkan meningkatnya permintaan masyarakat.

"Bukan karena ada masalah dengan mata air Aqua, produksi kami berjalan normal," ujar Wahyu di Jakarta, Jumat (12/10).

Wahyu menjelaskan justru permintaan masyarakat yang semakin meningkat karena musim kemarau. Sedangkan produksi Aqua tetap berjalan normal.

"Kami terus memantau, dan sejauh ini tidak masalah. Mata air di Sukabumi dan lainnya tetap terjaga," tambah dia.

 

Perusahaannya, kata dia, tidak bisa meningkatkan produksi karena terbentur UU. Sesuai dengan UU nomor 7/2004, lanjut dia, perusahaan air minum hanya boleh mengambil air sebanyak 70 liter/detik.

Ke depannya, lanjut Wahyu, perusahaan itu akan membuat program-program yang tepat sasaran agar pengelolaan distribusi berjalan dengan baik.

Sejumlah warga yang tinggal di Jakarta sejak sebulan terakhir, mengeluhkan kelangkaan Aqua galon di pasaran. Mereka akhirnya memilih menggunakan produk air minum lainnya.

"Saya ganti dengan air yang ada di depot. Daripada tidak bisa minum sama sekali," ujar seorang ibu rumah tangga di kawasan Palmerah, Ratmini.

Perkataan Ratmini tersebut diamini ibu rumah tangga lainnya, Salsa, yang juga mengatakan memilih membeli air minum yang di depot ketika Aqua langka. "Kalau air PAM, sama sekali tidak bisa diminum. Kaporitnya banyak sekali," ujar Salsa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement