REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Wakil ketua DPRD Kota Jayapura, M Darwsi Massie, Jumat, mengatakan perkelahian ataupun pemukulan terhadap pemuda kampung Skouw oleh sekelompok pemuda dari Papua New Guniea (PNG) di perbatasan RI-PNG harus segera disikapi aparat. Karena, hal tersebut dapat berdampak pada kelancaran transportasi setempat.
"Ini permasalahan antar negara. Jadi, saya kira semua pihak yang bekompeten harus segera menyikapi hal ini dengan bijak," kata Darwis di Jayapura.
Persoalan pemukulan terhadap pemuda Skouw oleh pemuda PNG di Distrik Muara Tami beberapa waktu lalu merupakan persoalan yang cukup penting. Karena, hal itu akan berdampak pada ekonomi setempat.
Pemuda Skouw langsung memblokir jalan ke arah perbatasan RI-PNG. Mereka mengingkan adanya perhatian dari pemerintah setempat, provinsi dan negara agar masalah tersebut perlu ditindaklanjuti.
"Ini bisa berdampak pada saling curiga antar dua warga di perbatasan. Perekonomian juga bakal terganggu,'' katanya. ''Kita tahu bahwa di perbatasan Skouw itu ada pasar yang telah dibangun oleh Menteri Perdagangan. Sehingga, hal ini perlu diseriusi.''
Masyarakat adat Skow yang mendiami tiga kampung yaitu Skow Sae, Skow Yambe, Skow Mabo hingga Rabu (4/10) kemarin masih menutup akses distribusi barang menuju pasar perbatasan antara Indonesia dengan Papua New Guinea (PNG) di Wutung, Kota Jayapura, Papua.
Penutupan distribusi barang dilakukan warga pada lokasi berjarak sekitar 10 km dari pintu lintas batas Wutung itu. Penutupan dilakukan sejak 25 September lalu.
Ini merupakan buntut dari ketidakpuasan warga terhadap kasus pemukulan yang sering dilakukan pemuda PNG terhadap warga tukang ojek dan pedagang Skow.