Kamis 04 Oct 2012 21:09 WIB

Ketika Kereta Commuter Line Datang tak Biasa

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Karta Raharja Ucu
 Garis Polisi terpasang disekitar lokasi evakuasi KRL Commuter Line yang anjlok di stasiun Cilebut, Bogor, Kamis (4/10).  (Jafkhairi/Antara)
Garis Polisi terpasang disekitar lokasi evakuasi KRL Commuter Line yang anjlok di stasiun Cilebut, Bogor, Kamis (4/10). (Jafkhairi/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kamis (4/10) pagi, Stasiun Cilebut, Bogor masih tampak lengang, meskipun beberapa calon penumpang berjejer rapi menunggu kedatangan kereta. Rutinitas pagi ini kemudian terhenti ketika kereta ke-12 yang beroperasi hari itu menghantam peron stasiun dari arah Bogor.

Kereta dengan delapan gerbong itu datang dengan cara tak biasa pada pukul 6.15 WIB. Kereta commuter line terseret di luar rel dengan gerbong ketiga melintang, sampai akhirnya menabrak portal tengah.

Anehnya, Erna Ustia (50) mengaku tidak mendengar suara dentuman keras saat itu. Wajahnya berubah panik karena melihat banyak orang berlarian seperti menghindari sesuatu dari arah Bogor.

"Saya pikir ada orang gila yang mengejar-ngejar," ujar wanita yang berdagang di salah satu kios stasiun Cilebut ini.

Tapi ia kaget melihat asap yang mengepul dari salah satu gerbong kereta yang baru saja tiba dengan tak biasa itu. "Ternyata orang-orang lari menghindari kereta yang dari jauh sudah terlihat oleng," kata dia.

Orang-orang berlarian menghampiri setelah kereta terhenti, bercampur dengan orang-orang yang keluar dari kereta dengan wajah panik. "Semuanya bercampur akhirnya, alhamdulillah tidak ada yang terluka, hanya ada motor yang terseret. Tapi pengemudinya berhasil ditarik dari motor dan selamat," kata Erna.

Ibu empat anak ini pun mengucap syukur. Sebab menurutnya kereta tersebut melaju pelan sehingga kereta tak menabrak perumahan warga yang dekat dengan rel itu.

Erna mengatakan saat kejadian baru sekitar empat kios yang buka pada pukul 06.15 WIB. "Saya buka kios sekitar jam setengah enam dan sempat ada kereta jurusan Jakarta yang lewat juga tapi lancar tidak terjadi apa-apa," ujarnya heran.

Padahal, kereta sebelumnya memiliki jadwal keberangkatan dari Stasiun Bogor itu hanya berjeda tujuh menit. Namun, nasib tidak akan salah pilih.

"Kita harus ingat pada Allah yang berkuasa atas segala-Nya, kejadian ini sudah merupakan kehendak-Nya," ujar wanita asal Makassar ini.

Hingga pukul 16.33 WIB, proses evakuasi gerbong tiga yang melintang itu belum juga usai. Kondisi stasiun yang diguyur hujan tidak menghentikan para pekerja dari PT KAI untuk mensterilkan jalur dari gerbong yang tampak 'penyok' dengan kaca retak dan sebagian pecah itu.

Enam gerbong lainnya telah digeret ke Stasiun Manggarai dan Stasiun Bogor meskipun saat dievakuasi kondisi gerbong telah keluar dari rel. Gerbong satu dan dua yang berada di jalur yang benar yaitu jalur Jakarta telah diderek ke Stasiun Manggarai, sementara gerbong empat hingga delapan dibawa ke Stasiun Bogor.

Hujan deras di awal Oktober sedang mengguyur Cilebut dan mengirim udara dingin kepada para pekerja di sekitar gerbong tiga. Tak kurang dari 50 orang diterjunkan untuk menormalkan lalu lintas kereta ke Bogor dan Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement