REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Reaksi protes kenaikan tarif commuterline mendapat kawalan dari aparat kepolisian. Polda Metro Jaya mengerahkan anggotanya untuk berjaga di setiap stasiun yang dilalui moda transportasi tersebut sebagai antisipasi unjuk rasa dari penumpang.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya ,Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan, sebanyak 4-5 personel anggota kepolisian telah diterjunkan di setiap stasiun yang dilalui commuterline, khususnya di kawasan Jakarta. Jumlah itu dinilai cukup untuk mengantisipasi karena sejauh ini situasi masih kondusif. "Stasiun Jakarta dominan menjadi stasiun singgah," kata dia kepada wartawan, Selasa (2/10).
Menurut dia, jumlah petugas yang diterjunkan tersebut juga melihat situasi kondisi stasiun yang menjadi titik naik dan turunnya penumpang. Di Stasiun Jakarta Kota, misalnya, jumlah petugas yang berjaga dilebihkan mengingat tempat tersebut merupakan transit penumpang dari berbagai wilayah. Khususnya saat jam kerja.
Rikwanto mengatakan, polisi juga masih mendalami sejauh mana reaksi masyarakat terkait naiknya tarif angkutan kereta api tersebut. Sebagian di antaranya sudah ada bergejolak, namun mayoritas karena alasan kenaikan tarif tak sesuai dengan fasilitas yang diberikan. "Penumpang mengeluh, tarif naik tapi kereta masih terlambat," ujarnya.
Petugas yang diterjunkan, sambung dia, juga turut mengamani para penumpang yang tidak ikut reaksi protes akibat kenaikan tarif tersebut. Polisi bakal mengawal naik dan turunnya penumpang di setiap stasiun dan memantaugejolak di dalam kereta api.
Meski demikian, kata Rikwanto, aparat kepolisian bakal mengerahkan petugas tambahan bila protes masyarakat lebih menguatt. Jumlah personel diturunkan melalui koordinasi dari kepolisian masing-masing wilayah, mulai dari Polres hingga Polsek setempat.