Selasa 02 Oct 2012 12:11 WIB

Tenaga Pembatik Indonesia Kian Minim

Proses Membatik
Foto: Antara
Proses Membatik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Universitas Pekalongan yang telah membuka program studi pembatikan diapresiasi banyak pihak. Selain sebagai upaya melestarikan kerajinan batik, program studi itu juga dapat menjadi solusi atas makin minimnya tenaga pembatik.

Ketua Paguyuban Pencinta Batik Kota Pekalongan Fathiyah A. Kadir di Pekalongan, Selasa, kemudian mendorong pihak universitas atau lembaga lain mau membuka program studi yang sama agar tenaga pembatik yang kian minim bisa kembali terangkat.

"Oleh karena itu, kami berharap pada lembaga lain bisa menyiapkan tenaga pembatik yang profesional dan berkualitas sebagai upaya melestarikan kerajinan batik dari unsur kepunahan," katanya.

Batik telah diakui oleh Unesco sebagai warisan budaya tak benda. Ketua Program Studi Batik Universitas Pekalongan, Zahir Widada, mengatakan UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya dunia berdasarkan lima pertimbangan, antara lain mengandung unsur seni pertunjukan, kemahiran kerajinan tradisional, dan adat istiadat masyarakat.

"Oleh karena itu, saat Malaysia memprotes batik barasal dari negaranya maka ditolak oleh UNESCO," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement