REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Kapal perang Indonesia berteknologi tinggi KM Klewang yang terbakar Jumat (28/9) lalu di perairan Banyuwangi diperkirakan karena korseleting listrik.
Dalam diskusi media Ketua Pusat Studi Kelautan ITS Aries Sulisetyono mengatakan, kapal sepanjang 63 meter itu dibuat dengan teknologi canggih berbahan karbon komposit. Kapal yang memiliki keunggulan ini memiliki kelemahan yaitu badan kapal yang mudah terbakar.
Menurut dia, penggunaan karbon komposit pada bangunan kapal disoroti sebagai salah satu pemicu yang membuat api merambat dengan cepat.
Namun ia menganggap kapal tidak akan terbakar dengan cepat bila tidak ada pemicunya. Karenanya Aries menduga korsleting listriklah yang mengakibatkan kapal terbakar hebat.
"Kapal terbakar begitu cepat, belum ada kejadian seperti ini sebelumnya karena memang rasanya tidak mungkin badan kapal bisa terbakar begitu cepat pasti korsleting listrik menjadi pemicu,” ujarnya, Senin (1/10).
Disisi lain Ahli Keselamatan dan Kebakaran Perkapalan ITS, Alam Baheramsyah mengatakan, penggunaan karbon komposit pada bangunan kapal disoroti sebagai salah satu pemicu yang membuat api merambat dengan cepat.
"Ada banyak keuntungan menggunakan karbon komposit ketimbang metal, tapi konsekuensinya ada pada fire safety-nya karena komposit memang flammable (mudah terbakar, red)," ujar Alam.
Pihaknya menyambut baik niat pemerintah membangun kapal perang berteknologi tinggi. Namun seharusnya, jelas dia, pembuatan kapal tersebut tetap memikirkan pertimbangan lain. Ia menilai untuk itu perlu melibatkan pihak akademisi untuk mengantisipasi berbagai hal.