Selasa 25 Sep 2012 04:31 WIB

Presiden: RI tak akan Terjebak pada Kekayaan Sumber Daya Alam

Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//
Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan bahwa Indonesia tidak akan terlena dengan kekayaan sumber daya alam dan akan memberikan nilai tambah bagi sumber daya alam yang ada.

Hal itu disampaikan oleh Presiden Yudhoyono di hadapan para pengusaha New York Stock Exchange di Wall Street, New York, Senin pagi waktu setempat.

"Kami tidak akan menggunakan sumber daya alam secara tidak bertanggung jawab. Kami paham jika sumber daya alam juga dapat mendatangkan kutukan, membuat malas, memicu korupsi dan konflik serta musnahnya biodiversitas dan degradasi lingkungan," kata Presiden.

Oleh karena itu, tambah Presiden, Indonesia mengesahkan UU yang mewajibkan seluruh bahan mentah diproses di Indonesia sebelum diekspor pada 2014.

Menurut Presiden, kebijakan itu akan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja baru dan memicu inovasi.

"Itu juga akan menciptakan stabilitas sosial dan ekuitas yang lebih besar," katanya.

Presiden memaparkan hal itu untuk membantah bahwa Indonesia yang kaya sumber daya alam sepenuhnya menggantungkan pertumbuhan ekonominya pada sumber daya alam yang ada.

Di hadapan para pengusaha New York, Presiden menjamin upaya Indonesia untuk menghapus mitos ketergantungan tersebut.

Pada hari pertama kunjungan kerjanya di New York, Presiden menghadiri Indonesia Investment Day (IID) yang kali ini mengusung tema "Indonesia Rise as Asia's New Economic Power House: Transformation, Opportunities, and Partnership for All."

Dalam kunjungan itu Presiden juga sempat meninjau lantai bursa New York dengan didampingi antara lain Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Menteri Perindustrian MS. Hidayat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement