REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung mengatakan elektabilitas Aburizal Bakrie (Ical) terus dipantau. Akbar juga menegaskan bahwa pencapresan Ical tak berubah karena konsekuensi keputusan partai yang ditetapkan di rapat pimpinan nasional (rapimnas).
''Kita tak ada niat melakukan perubahan soal Ical. Artinya dia sudah resmi, formal. Tak ada niat lakukan perubahan. Tapi perlu mencermati elektabilitasnya. Kita mencermati itu, coba melihat ada tren naik atau tidak. Itu harus jadi dasar melakukan pencermataan elektabilitas,'' katanya ketika dihubungi, Senin (24/9).
Untuk elektabilitas partai, ujar dia, berdasarkan informasi terakhir menunjukan tren kenaikan. Hanya saja, untuk elektabilitas capres memang belum ada data terakhir. ''Dikatakan memang ada tren naik juga. Tapi data resminya kita belum punya. Jadi kita tentu tidak bisa melakukan penilaian. Yang penting itu kader partai dituntut untuk terus melakukan sosialisasi Ical. Jadi elektabilitasnya bisa naik,'' papar Akbar.
Ia menjelaskan, partai tidak memiliki metode untuk melakukan penilaian tersebut. Sehingga, untuk pengukuran elektabilitas masih menggunakan data yang dikeluarkan oleh lembaga survei. Meski pun data itu tidak bisa menjadi acuan resmi. Ini lantaran, tidak ada kebijakan partai yang mengatur mengenai hal itu.
''Tapi secara politik, kita harus mencermati. Mengenai elektabilitas partai dan elektabilitas capres. Karena di politik itu persepsi publik penting. Itu yang menentukan ketertarikan publik untuk memberikan dukungan atau keterpilihan. Kalau dianggap tidak tepat atau ada masalah, itu bisa mempengaruhi keterpilihan sesorang,'' pungkas Akbar.