REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bersikap dingin terhadap usulan mati koruptor. Presiden hanya menegaskan pemerintah akan konsisten dan konsekuen dalam upaya pemberantasan korupsi di negeri ini.
Sikap Presiden itu disampaikan saat hadir di acara Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Kempek, Cirebon, Senin (17/9). Di awal pembicaraan di hadapan ratusan peserta Munas dan Konbes NU, Presiden menyampaikan dirinya akan memberikan respons atas butir-butir rekomendasi yang diberikan kepadanya.
''Insya allah dengan dukungan para ulama, kami akan tetap konsisten dan konsekuen dalam pemberantasan korupsi. Tidak ada istilah tebang pilih dalam memberantas korupsi,'' kata presiden.
Presiden juga mengajak semua pihak untuk tetap memberikan dukungannya kepada pihak yang memberantas korupsi. Bahkan ia menegaskan, para penegak hukum harus tetap berani meski yang tersangkut korupsi itu adalah pimpinan partai maupun orang yang dianggap dekat dengan dirinya.
''Siapapun yang melaksanakan pemberantasan korupsi, hukum harus ditegakkan. Saya berharap, mari kita dukung penuh KPK, mari kita dorong dan dukung Polri, kejaksaan, jajaran mahkamah agung dan tentunya pengacara,'' ujarnya.
Sebelum berpidato, Presiden sempat diberikan butir-butir usulan dari hasil Munas Alim Ulama dan Konbes NU. Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj. Dalam salah satu putusannya, NU mendorong agar diberikan hukuman mati kepada koruptor yang telah membuat bangkrut negara.