Jumat 14 Sep 2012 05:46 WIB

Duh, Kembar Siam Asal Yogya Ini tak Bisa Dipisahkan, Mengapa?

Bayi kembar Siam (ilustrasi)
Foto: Antara/R Rekotomo
Bayi kembar Siam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA---Bayi kembar siam Kirani dan Kirana tidak bisa dipisahkan, karena organ jantungnya dempet, kata dokter spesialis jantung anak Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta Sasmito Nugroho.

"Jantung kedua bayi perempuan dempet di bagian perut dan dada itu, hanya terdapat satu serambi untuk darah bersih dan kotor, serta biliknya menyatu, dan ada tiga lubang besar," katanya.

Selain itu, menurut dia, pembuluh darah dari jantung ke paru-paru untuk bayi pertama buntu, sedangkan bayi kedua mengalami penyempitan.

"Tim medis yang menangani Kirani dan Kirana akhirnya memutuskan bahwa bayi kembar siam tersebut tidak bisa dilakukan koreksi, sehingga harus dilakukan 'second opinion'," katanya.

Ia mengatakan tim medis kemudian mengirimkan hasil pemeriksaan ke para ahli di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dan Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta, dan dinyatakan bayi kembar siam itu tidak bisa dipisahkan.

"Oleh karena itu, bayi kembar siam pasangan Wahyu dan Yetty Ratna warga Banteng Mati, Karang Pandak, Grobogan, Jawa Tengah, tidak bisa dioperasi, dan tidak ada tindak lanjut pemisahan," katanya.

Menurut dia, Kirani dan Kirana lahir melalui operasi caesar pada 28 Desember 2011. Kondisi bayi pada saat lahir lemah, ada gangguan nafas, gerak kecil, berat keduanya 3.968 gram, dan termasuk berat bayi lahir rendah.

"Tindakan pertama yang dilakukan adalah stabilisasi, pemeriksaan penunjang dengan rontgen, ecokardiografi, USG perut, dan pemeriksaan darah. Hasil pemeriksaan menunjukkan jantung bayi kembar siam tersebut dempet," katanya.

Ia mengatakan kondisi bayi kembar siam itu saat ini sehat dengan berat badan 9.000 gram atau sembilan kilogram. Bayi kembar siam tersebut sudah bisa bersosialisasi, bercanda, dan bersalaman.

"Bayi kembar siam ini sudah tidak membutuhkan perawatan khusus di rumah sakit, sehingga dalam waktu dekat akan diserahkan kepada orang tuanya," katanya.

Direktur Utama Rumah Sakit Dr Sardjito, Muhammad Syafak Hanung mengatakan biaya perawatan bayi kembar siam tersebut hingga kini mencapai Rp 183 juta.

"Dari biaya perawatan sebesar itu, sekitar Rp 164 juta ditanggung Askes, dan sisanya ditanggung keluarga bayi kembar siam ini," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement