REPUBLIKA.CO.ID, Global Adult Tobacco Survey (GATS), sebuah survei global standar untuk memonitor penggunaan tembakau di suatu negara, menunjukkan prevalensi perokok aktif Indonesia terus meningkat. Dari survei ini diketahui 60 juta orang dewasa Indonesia atau penduduk berusia diatas 15 tahun adalah perokok aktif. Dari angka itu sebagian besarnya adalah pria yakni sebesar 67,4 persen, sementara perokok aktif wanita sebesar 2,7 persen.
Temuan ini dinilai Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi sangat memprihatinkan. Dalam peluncuran buku laporan survei GATS Indonesia 2011 di kantornya, Menkes secara terbuka mengaku gagal melindungi rakyat Indonesia dari bahaya tembakau. Karena hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1995 menunjukkkan prevalensi perokok pria sebesar 53,9 persen atau meningkat 13,5 persen.
“Angka ini menunjukan kita gagal melindungi rakyat. Karena dalam waktu sedemikian singkat, jumlah penduduk yang merokok bukannya berkurang, tapi malah bertambah. Kita harus malu pada rakyat. Ini juga berarti kita dikalahkan oleh industri tembakau,” tegas Menkes.
Kondisi ini menurut Menkes, menunjukan kian mendesaknya upaya pengendalian bahaya tembakau melalui Rancangan Peraturan Pemerintah atau RPP tembakau. Menkes menyatakan meski banyak mendapat tentangan, namun pemerintah optimistis RPP Tembakau bisa diloloskan dalam waktu dekat. Karena saat ini masih difinalisasi.
“RPP itu sudah disepakati formulasinya dalam rapat koordinasi di Kemenkokesra dan sudah disingkronisasi oleh Kemenkumham. Sekarang sedang diedarkan untuk diparaf oleh Menteri terkait setiap lembarnya. Saya sendiri sudah memparaf naskah itu Juli lalu. Dan monitoring kami, sejauh ini belum ada Menteri yang keberatan untuk paraf,” papar Menkes.
Dalam GATS ini juga diketahui, masyarakat Indonesia dalam setahun membakar sekitar 270 miliar batang rokok, dimana per hari rata-rata perokok pria mengkonsumsi 13 batang rokok sementara wanita 8 batang rokok.
Berdasarkan data WHO 2008, Indonesia saat ini menjadi negara ketiga di dunia yang memiliki jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Tingginya angka perokok ini juga menyebabkan angka kematian oleh penyakit terkait tembakau di Indonesia tergolong sangat tinggi.