Selasa 11 Sep 2012 02:20 WIB

'Agama Diperalat karena Sangat Seksi'

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Karta Raharja Ucu
Kerusuhan dipicu konflik sektarian syiah sunni di Sampang juga pernah terjadi akhir tahun lalu.
Foto: (ANTARA/Saiful Bahri)
Kerusuhan dipicu konflik sektarian syiah sunni di Sampang juga pernah terjadi akhir tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dalam beragama hal terpenting adalah esensi dan substansi. Dengannya masyarakat tahu dan menerapkan nilai-nilai kebaikan seperti kejujuran, toleransi, keikhlasan dan sebagainya.

"Yang penying esensi dan substansi. Bukan wadah (simbol yang nampak) saja. Misal gelas bagus kalau isinya air selokan buat apa. Gelas bagus isinya susu misalkan. Jadi kalaupun keduanya (wadah dan isi) gak bisa kita capai, ya baguskan isinya saja," kata Ketua Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah, Abu Habsin, dalam diskusi Prime Topic Sindo Radio di Hotel Quest Semarang, Senin (10/9).

Abu menuturkan secara psikologis agama menempati ranah terdalam kejiwaan manusia. Karenanya, agama menjadi hal yang menggiurkan untuk mobilitas sosial.

"Agama menempati ranah terdalam dalam kejiwaan. Maka agama menjadi sangat seksi. Masyarakat pun tergoda untuk memperalat agama dalam mobilitas sosial," tuturnya.

Menurutnya simbol-simbol agama menjadi esensi kehidupan. Karenanya ia mengajak masyarakat agar tidak tergoda menyalahkan simbol agama yang bisa memicu konflik sosial. (baca: Simbol Agama Picu Konflik Sosial).

"Kalau kita beragama, kita tidak akan tergoda untuk mempolitisasi agama untuk mobilitas sosial. Hendaklah kita menghindari mobilitas sosial dengan simbol-simbol agama. Dengan tidak tergoda maka umat agama akan sampai pada esensinya," papar dia.

Penganut agama yang mengutamakan simbol, masih kata Abu, imannya kekanak-kanakan. Karena itu, penganut agama, kata abu, janganlah mengedepankan aspek simbolik. Jadilah penganut agama yang imannya telah merger, tidak kekanak-kanakan dengan mengedepankan simbol-simbol saja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement