REPUBLIKA.CO.ID, SOLO—Warga di Kampung Dipotrunan RT 3 RW XI Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah tak banyak mengetahui aktivitas Bayu Setiono, pria terduga teroris yang ditangkap Detasemen 88 Anti Teror, di Karanganyar, Jawa Tengah.
Sebab sejak menikahi Rini, warga Gondangrejo, Karanganyar, sekitar enam bulan lalu, Bayu tak tinggal lagi bersama ibunya, Wiwik Wahyu Sri Hartati dan ayah tirinya, Djoko Purnomo di lingkungan RT 3 RW XI.
“Paling sesekali Bayu nongol menyambangi rumah ibunya. Itu pun belum tentu sepekan sekali,” ungkap Ny Bejo, tetangga Djoko Purnomo di kampung Dipotrunan, Senin (3/9).
Selama itu pula apa aktivitasnya juga tak banyak diketahui oleh tetangganya. “Kami baru tahu setelah berita yang mengait Bayu sebagai bagian dari pelaku terorisme santer di sejumlah stasiun televisi,” tambahnya.
Hal yang sama diakui oleh Suyatno (49), Ketua RT 3 RW XI Kelurahan Tipes. Kini Djoko hanya tinggal bersama isterinya dan anak buah perkawinan mereka, Munib Wahyu Purnomo.
Namun di rumah itu juga dihuni keluarga kakak Djoko, Sri Purwanti bersama tiga anaknya yang masih kecil- kecil. Namun sejak Bayu dikabarkan ditangkap Densus 88 Anti Teror kedua orang tua Bayu memilih tinggal di rumah kerabatnya yang berada di Kaliyoso.
Berdasarkan pantauan Republika rumah yang berada di gang sempit kampung Dipotrunan ini dalam keadaan kosong ditinggal penghuninya, pada Senin sore.
Bayu sendiri sebelumnya di tangkap Densus 88 di rumah mertuanya di Dusun Tempel, Desa Bulukerto, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Jumat (31/8) malam atas tuduhan terlibat jaringan terorisme di Solo.