REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN - Pusat Vulkanologi dan Migitasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status 'waspada' Gunung Anak Krakatau yang terletak di Perairan Selat Sunda.
"Kami mengimbau wisatawan dan nelayan agar tidak mendekat lokasi Anak Gunung Krakatau karena khawatir terkena bebatuan pijar yang suhunya mencapai 1.000 derajat Celcius," kata petugas Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di kawasan Pantai Anyer, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Jumono, di Anyer, Senin.
PVMBG merekemondasikan radius satu kilometer dari titik letusan. Sebab, aktivitas kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakatau relatif kecil sehingga masih dinyatakan status 'waspada' level II.
Oleh karena itu, pihaknya meminta nelayan maupun pengunjung dilarang mendekat atau naik ke lokasi Anak Krakatau yang masih aktif. Apabila nelayan atau pengunjung terkena lontaran bebatuan pijar, kemungkinan bisa menimbulkan kematian.
Selama ini aktivitas kegempaan vulkanik, tremor, hembusan kembali meningkat. Ketinggian pijar antara 200 hingga 300 meter yang dikeluarkan dari perut gunung.
Meskipun demikian, kata dia, aktivitas Gunung Anak Krakatau tidak menimbulkan gelombang tsunami.
"Kami minta masyarakat pesisir dan nelayan diharap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa," ujarnya.