Senin 03 Sep 2012 16:48 WIB

Komisi III Ramai-ramai Kritik Polri Soal Teroris Solo

aboe bakar alhabsyi
Foto: facebook
aboe bakar alhabsyi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  - Kalangan anggota Komisi III DPR RI mempertanyakan profesionalitas Polri dalam menangani kasus penembakan dan penangkapan terduga teoris di Solo.

"Operasi yang dilakukan oleh Densus 88 di Karanganyar Solo yang melakukan pemukulan terhadap seorang warga, Wiji Siswi Suwito, ternyata salah sasaran," kata Anggota Komisi III DPR RI, Aboe Bakar Al Habsy, pada rapat kerja dengan Kapolri dan jajarannya di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin (3/9).

Menurut Aboe Bakar, dari informasi yang diterimanya dan dari pemberitaan di media massa menunjukkan penangkapan dan pemukulan terhadap Wiji Siswo Suwito, mertua dari Bayu Setiawan, merupakan salah sasaran serta perlakuan yang tidak simpatik dari anggota Densus 88.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga meminta Polri untuk mengevaluasi kinerjanya terutama Densus 88 yang dinilai sudah lebih dari satu kali dalam operasinya melakukan sasaran.

"Saya meminta Polri melakukan evaluasi dengan mengkaji persoalannya, apakah karena persoalan input informasi intelijen atau karena aparat di lapangan kurang memiliki kemampuan teknis," katanya.

Demikian juga terhadap dua remaja, warga Karang Anyar, Surakarta, Farhan dan Muchsin, yang ditembak mati anggota Densus 88 dengan dugaan sebagai teroris, Aboe Bakar mempertanyakan, apakah benar keduanya pelaku penembakan terhadap anggota polisi.

Anggota Komisi III DPR RI dari FPPP, Ahmad Yani, juga mempertanyakan profesionalitas Polri dalam menjalankan tugasnya. Ia mencontohkan, anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) ketika bersama Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana, melakukan sidak di Lembaga Pemasyarakatan di Pekanbaru Riau, melakukan tindakan yang kurang simpatik.

Anggota Komisi III DPR RI lainnya, Dewi Asmara, juga mempertanyakan profesionalitas Polri dalam melakukan pencegahan dan antisipasi terhadap suatu persoalan hingga terjadi sampai menjadi tindakan anarkis.

Menurut dia, Polri memiliki Bagian Bimbingan Masyarakat yang melakukan sosialisasi pencegahan kemungkinan tindakan anarkis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement