REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jumlah pendatang baru ke Jakarta pascalebaran 1433 Hijriah, menurun hingga 7,7 persen. Pendatang baru tahun ini tercatat sebanyak 47.832 orang. Sedangkan pada periode yang sama pada tahun sebelumnya, mencapai 51.805 orang.
"Jumlah pemudik tahun ini 6.004.344 orang, sedangkan arus balik mencapai 6.052.176 orang. Jadi sesuai predikasi kami, jumlah pendatang baru kurang dari 50 ribu orang," ujar Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI, Purba Hutapea, di Jakarta, Jumat (31/8).
Menurut dia, pendataan jumlah pemudik dilakukan mulai H-7 hingga H-1 lebaran. Selanjutnya, untuk arus balik dilakukan pada H+1 hingga H+7. Data diambil di titik-titik keluar dan masuk penumpang, seperti dari terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, dan gerbang tol.
Penurunan jumlah pendatang baru, menurut Dinas Dukcapil DKI Jakarta, terjadi sejak 2010. Walaupun jumlah pemudik setiap tahun mengalami peningkatan. Pada 2010 jumlah penumpang pada arus mudik mencapai 3.291.492 orang, sementara pada arus balik mencapai 3.350.707 orang.
Itu artinya, jumlah pendatang baru tercatat sebanyak 59.215 orang. Sedangkan pada 2011 tercatat penumpang pada arus balik sebanyak 5.116.368 orang, dan pada arus balik sebanyak 5168.243 orang. Sehingga pendatang baru tercatat sebanyak 51.805 orang atau turun 12,4 persen.
Tren penurunan pendatang baru ke Jakarta, disebut Purba, karena Pemprov DKI Jakarta terus menjalin kemitraan dengan daerah migran. Seperti dengan pemerintah daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Bandar Lampung, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Daerah-daerah tersebut merupakan penyumbang terbesar penduduk pendatang baru Jakarta. Kita lakukan kerja sama dan sosialisasi dengan pemda setempat. Agar pindah ke Ibu Kota tidak menjadi opsi pertama untuk meningkatkan kualitas hidup," jelasnya.
Selain itu, berkembangnya kegiatan industri di beberapa kota tetangga, lanjut Purba, membuat Jakarta tidak menjadi satu-satunya tujuan para migran. Sentar industri yang menyerap banyak tenaga kerja berkembang di kota seperti Tangerang, Cikarang, dan Bogor. Sehingga kota-kota tersebut menjadi sasaran baru kaum migran.
Meskipun jumlah pendatang baru berkurang, Dinas Dukcapil DKI Jakarta, dikatakan Purba, tetap akan menggelar Operasi Yustisi Kependudukan (OYK). Dijadwalkan pasca-Lebaran ini, pihaknya akan melakukan tiga kali OYK yang ditujukan di daerah-daerah padat penduduk yang banyak terdapat rumah kontrakan, kos-kosan, dan apartemen. Namun pihaknya belum menjadwalkan pelaksanaan OYK. "Masih dirapatkan untuk jadwalnya. Kemungkinan usai pelaksanaan Pemilukada DKI," ucapnya.