Jumat 31 Aug 2012 13:58 WIB

Polri Sebut Teror Solo Direncanakan dan Terorganisir

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Hafidz Muftisany
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar.
Foto: Antara
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penembakan seorang polisi di Pos Singosaren, Solo Kamis (30/8) malam, disinyalir dilakukan secara rapi dan terorganisir. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar mengatakan tindakan pelaku bukan kejahatan konvensional tapi dilakukan secara terorganisir dan dipersiapkan.

"Tindakan pelaku jelas ingin menimbulkan keresahan. Dengan target petugas kepolisian pasti ada sesuatu yang khusus yang harus didalami penyidik lebih lanjut" kata Boy kepada wartawan di Mabes Polri, Jumat (31/8).

Peristiwa penembakan anggota Polsek Serengan Bripka Dwi Data Subekti (58 tahun) merupakan peristiwa penyerangan terhadap aparat kepolisian selama satu bulan terakhir. Sebelumnya, penembakan dan pelemparan granat juga terjadi di dua pos pengamanan Lebaran di Surakarta pada 17 dan 18 Agustus lalu.

Mabes Polri telah menginstruksikan agar semua petugas yang berada di pos pengamanan atau subsektor di bawah Polsek untuk meningkatkan kewaspadaan. Peningkatan status siaga satu juga dinilai belum perlu dilakukan. 

Sejauh ini, Boy belum bisa mengungkapkan apa motif penembakan semalam di Solo. Yang jelas, menurutnya, kejadian tersebut dilakukan oleh kelompok yang resisten terhadap aparat kepolisian. Kasus penyerangan terhadap aparat sebelumnya juga pernah terjadi Purworejo, Cirebon, Medan dan Palu.

Disinggung apakah peristiwa tersebut memiliki kaitan dengan politik, Boy menyatakan belum melihat ke arah tersebut. Polisi akan melihat peristiwa ini secara proporsional dan tidak ingin terjebak dengan pemikiran yang tidak dilandasi fakta. Tindakan tembak di tempat bagi petugas bisa saja dilakukan sebagai kejahatan murni namun kepastian motif akan terus diselidiki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement