REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan pemerintah terus berusaha agar konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dapat terkontrol. Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah antara lain penghematan dan pengendalian penggunaan BBM bersubsidi.
Meski begitu, Hatta menilai kebijakan ini akan percuma apabila tidak didukung oleh kalangan pengusaha. Oleh karena itu, Hatta meminta agar pengusaha jangan mengimpor kendaraan boros yang energi.
"Jangan jadikan Indonesia ini tempat teknologi murahan," kata Hatta seusai menyampaikan pidato penutupan The Asia-Pacific Ministers and Regional Governors Conference on Sustainable and Inclusive Infrastructure Development and Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition 2012 di Balai Sidang Jakarta, Kamis (30/8).
Hatta menjelaskan, kendaraan dengan teknologi murahan (rendah) cenderung menggunakan BBM dengan nilai oktan yang rendah. Di Indonesia, BBM bersubsidi (premium) merupakan BBM dengan nilai oktan yang rendah yakni 88. Sedangkan BBM nonsubsidi (pertamax) memiliki nilai oktan 92.
Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini, sudah seharusnya teknologi tinggi dikembangkan dalam penggunaan kendaraan di Tanah Air. "Di negara lain, tidak ada lagi yang menggunakan BBM dengan oktan di bawah 90 kecuali Indonesia. Apa mau udara kita tercemar terus?," tanya Hatta.