Kamis 30 Aug 2012 06:19 WIB

Disiksa Majikan, TKW Ooy tak Bisa Melihat dan Berjalan

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Hafidz Muftisany
TKW asal Indonesia/ilustrasi
TKW asal Indonesia/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Keluarga tenaga kerja wanita (TKW) asal Kampung/Desa Pamoyanan, Kecamatan Plered,Purwakarta Ooy Rohmawati (46 tahun) akhirnya bisa bernafas lega. Sebab, Ooy bisa dihubungi kembali.

Akan tetapi, kebahagian tersebut ternyata hanya sesaat. Pasalnya, ketika dihubungi Ooy sudah dalam kondisi tidak berdaya. Bahkan, TKW ini mengaku kedua matanya sudah tak bisa melihat. Begitu pula kedua kakinya, sudah tak mampu berjalan.

Enur Nurhayati (33 tahun), menantu Ooy, mengatakan, Selasa pagi (28/8) keluarga bisa menghubungi lagi telepon selular Ooy. Namun, saat dihubungi Ooy dalam kondisi tidak berdaya. Dia menuturkan soal penderitaannya. Setiap hari, Ooy mendapat siksaan dari majikan lelakinya.

"Kami kaget ketika mendengar ibu mertua kondisinya demikian," ujar Enur, dengan berlinang air mata, Rabu (29/8).

Dikatakan Enur, ibu mertuanya itu sengaja tidak mengaktifkan telepon selularnya. Sebab, khawatir ketahuan majikannya. Bila sudah begitu, maka alat komunikasi itu bisa dirampas. Karena itu, Ooy tidak bisa leluasa menggunakan alat komunikasi tersebut.

Enur menuturkan, ibu mertuanya itu bekerja di daerah Algasim, Arab Saudi. Setiap hari, dia selalu mendapat perlakuan tak menyenangkan dari majikan lelakinya. Tanpa alasan yang jelas, Ooy sering disiksa. Seperti, dipukuli, disekap di ruangan gelap. Bahkan, tidak dikasih makan selama tiga hari tiga malam.

Akibat siksaan itu, badan Ooy mengalami luka-luka. Kedua kakinya saat ini bengkak dan tidak bisa berjalan. Bahkan, parahnya lagi kedua mata Ooy tak bisa melihat.

Ooy meminta keluarga untuk segera memulangkannya ke tanah air. Akan tetapi, keluarga tak bisa berbuat banyak. Sebab, belum mengetahui prosedurnya. Keluarga hanya berharap, supaya pemerintah segera membantu Ooy. Dengan begitu, ibu lima anak ini bisa kembali berkumpul dengan keluarga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement