Selasa 28 Aug 2012 18:42 WIB

Polisi Bantah Lamban Cegah Kekerasan Sampang

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 National Police`s chief of public information, Brigadier General Boy Rafli Amar. (file photo)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
National Police`s chief of public information, Brigadier General Boy Rafli Amar. (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--Terkait bentrokan antarkelompok di Sampang, Jawa Timur, Mabes Polri membantah kepolisian lamban dalam mencegah insiden tersebut. "Silakan masing-masing menilai. Tentu dinamika yang terjadi di tengah masyarakat tidak semudah yang dibayangkan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, Selasa (28/8).

Ia mengatakan polisi sudah melakukan berbagai upaya untuk mendeteksi potensi gangguan. Menurutnya, Kepala Polsek Sampang dan anggota yang hadir saat itu sudah melakukan upaya pencegahan. Pihak kepolisian juga sudah menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah terkait informasi yang menyebutkan adanya para santri yang berlibur ke kampung halamannya.

"Kita mengoptimalkan penegakan hukum terhadap peristiwa yang terjadi. Inipun harus didukung masyarakat, terutama untuk menyerahkan pihak yang terlibat aksi kekerasan," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua kelompok masyarakat terlibat bentrok di Desa Karanggayam dan Bluuran, Omben. Akibat bentrokan tersebut, sekitar 15 rumah warga dibakar massa. Bentrokan juga mengakibatkan dua nyawa warga melayang. Sebanyak tujuh warga dilaporkan mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement