Selasa 28 Aug 2012 16:05 WIB

Berakhir Ricuh, Diskusi Pembangunan Papua di Timika

  Sejumlah warga duduk dan berjalan di lokasi pertikaian dua kelompok warga di Kwamki Lama, Timika, Papua (ilustrasi).
Foto: Antara/Spedy Paereng
Sejumlah warga duduk dan berjalan di lokasi pertikaian dua kelompok warga di Kwamki Lama, Timika, Papua (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA--Acara diskusi akbar yang diselenggarakan Forum Pemerhati Pembangunan Papua Tengah (FPPPT) di Gedung Eme Neme Yauware Timika, Selasa (28/9), berlangsung ricuh.

Kericuhan bermula setelah penyajian materi yang disampaikan oleh Deputi I Bidang Koordinator Politik Dalam Negeri Kemenko Polhukam, Mayjen TNI Judy Hariyanto.

Moderator diskusi, Athanasius Allo Rafra bersama Ketua FPPPT Wilhelmus Pigai membatasi pertanyaan dari peserta diskusi.

Pasalnya Mayjen Judy Hariyanto akan segera berangkat kembali ke Jakarta karena harus menyelesaikan tugas lain untuk menangani masalah di Sampang Madura. Mendengar itu, sebagian besar para peserta diskusi berteriak-teriak meminta Mayjen Judy Hariyanto menunda keberangkatan kembali ke Jakarta.

Peserta diskusi kembali berteriak-teriak saat Ketua DPRD Mimika, Trifena Tinal yang merupakan adik kandung Bupati Mimika, Klemen Tinal menyampaikan pokok-pokok pikiran mengenai pembangunan Papua Tengah.

Sebagian peserta diskusi utusan dari organisasi kepemudaan, tokoh agama dan tokoh adat menghardik Trifena Tinal dengan umpatan bernada sindiran dan menilai selama ini Pemkab dan DPRD Mimika tidak maksimal membangun rakyatnya.

Puncaknya terjadi saat Mayjen Judy Hariyanto meninggalkan Gedung Eme Neme Yauware Timika. Beberapa peserta diskusi berteriak-teriak dengan suara keras meminta Judy Hariyanto mengikuti acara diskusi akbar hingga selesai yang dijadwalkan pada Rabu (29/8) lantaran ada banyak persoalan Papua yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Pusat di Jakarta.

Mayjen Judy Hariyanto tetap meninggalkan Gedung Eme Neme Yauware Timika menuju Bandara Mozes Kilangin Timika dengan dikawal ketat oleh aparat kepolisian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement