REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pihak KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) akan segera melakukan penyelidikan terkait jatuhnya pesawat PA-31 Piper Navajo Chief Tain milik PT Intan Angkasa.
"Pagi ini (Senin) dua anggota KNKT dijadwalkan akan tiba di Samarinda untuk melakukan penyelidikan terkait jatuhnya pesawat Piper tersebut," ungkap Kepala Bandara Temindung Samarinda, Rajoki Aritonang, Senin dini hari.
Namun, Rajoki Aritonang mengaku belum mengetahui secara pasti kapan pihak KNKT akan mulai melakukan penyelidikan. "Kami belum tahu secara rinci tetapi dari informasi yang kami terima pihak KNKT akan segera melakukan penyelidikan," kata Rajoki Aritonang.
Awalnya lanjut dia, pihak KNKT akan menurunkan tim pada Sabtu (25/8) namun akhirnya ditunda sebab pesawat tersebut belum ditemukan.
Pesawat milik PT Intan Angkasa jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain dengan nomor registrasi PK-IWH yang dicarter oleh Elliot Geophysics International itu, sedang melakukan pemetaan di salah satu area perusahaan tambang batu bara di Kota Bontang, dilaporkan telah kehilangan kontak sejak Jumat (24/8) pagi sekitar pukul 08.04 WITA.
Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang, yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, diketahui `take off` atau lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat pagi sekitar pukul 07.51 WITA, dan dipastikan hilang pada Jumat siang sekitar pukul 13.51 WITA.
Pesawat buatan Amerika pada 1978 itu akhirnya ditemukan dalam kondisi hancur dan terbakar di lereng Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur, pada Minggu (26/8) sekitar pukul 17. 25 Wita.
Tiga penumpang dan pilot pesawat itu tewas dan mayatnya berhasil dievakuasi ke RSUD AW Sjahranie Samarinda pada Senin dini hari sekitar pukul 02.55 untuk proses identifikasi.