REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan penyuluhan bagi masyarakat guna meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan terhadap musibah kebakaran, khususnya di pemukiman padat penduduk.
Polda Metro Jaya mencatat dalam satu bulan kemarin terdapat 66 kasus kebakaran terjadi di wilayah DKI Jakarta. Umumnya, kebakaran disebabkan arus pendek aliran listrik.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan pihaknya akan melakukan tindak pencegahan kebakaran dengan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan warga, khususnya di pemukiman padat penduduk. Salah satunya dengan memberi penyuluhan agar menggunakan standar kabel.
Dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta akan bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
"Kita beri pengarahan, sebenarnya kita memakai kabel tidak harus mahal, tapi bagaimana kita bisa menggunakan kabel yang baik digunakan agar bisa terhindar dari hal yang tidak diinginkan," ungkapnya saat meninjau arus balik di Terminal Kampung Rambutan, Sabtu (25/8).
Dari 66 kasus kebakaran kemarin, Polda Metro Jaya mencatat amukan si jago merah paling banyak terjadi di wilayah Jakarta Timur dan disusul Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Selatan.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto mengatakan, penyebab kebakaran yang berasal dari arus pendek (konsleting) listrik sebanyak 35 kasus, ledakan kompor atau tabung elpiji (tiga kasus) dan penyebab lainnya (28 kasus).
Pihak Polda Metro Jaya membantah adanya dugaan musibah kebakaran yang melanda pemukiman padat penduduk terkait dengan kegiatan Pemilihan Umum Kepalda Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.
"Kami belum menemukan kaitannya kebakaran dengan kegiatan Pilkada DKI Jakarta, terlalu dini untuk menduga itu," ujar Rikwanto