Sabtu 25 Aug 2012 17:09 WIB

Kebakaran Hutan Lereng Gunung Slamet Capai 20 Hektar

Rep: eko widiyanto/ Red: Taufik Rachman
Kebakaran Hutan
Kebakaran Hutan

REPUBLIKA.CO.ID,PURBALINGGA -- Kebakaran hutan yang terjadi di lereng Gunung Slamet, Sabtu (25/8)  dikhawatirkan makin meluas.

Dari pemantauan dari pos Dusun Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga, asap tebal yang tadinya hanya terlihat pada satu titik di dekat area non vegetasi puncak gunung, makin meluas ke bawah.

''Angin yang bertiup kencang menyebabkan api cepat menyebar,'' kata Komandan Tim SAR Desa Kutabawa, Sugeng.

Berdasarkan pemetaan sementara pihaknya, luas areal hutan yang terbakar saat ini mencapai 20 hektar. Sugeng menyebutkan, untuk mencegah meluasnya area hutan yang terbakar, saat ini sudah ada sekitar 30 orang yang sedang memanjat ke lokasi kebakaran untuk melokalisir api. Mereka terdiri dari anggota Tim SAR desa Kutabawa, Tagana dan Karang Taruna Purbalingga.

Dia menyebutkan, untuk mencapai lokasi kebakaran yang berada di pos 5 jalur pendakian, para pendaki biasanya harus berjalan kaki selama 5 jam. Namun karena tim SAR yang dikirim merupakan personil yang sudah terlatih,  mereka akan bisa mencapai lokasi dalam waktu 3 jam.

Sementara mengenai kemungkinan adanya pendaki yang terjebak api di puncak Gunung Slamet, Sugeng menyebutkan, berdasarkan data catatan pendakian di pos Bambangan, sudah tidak ada lagi pendaki yang berada di puncak.

''Memang pada malam sebelum kebakaran, tercatat sedikitnya ada 250 pendaki yang melakukan pendakian. Namun dari laporan sementara, seluruh pendaki tersebut sudah turun. Tidak ada yang tertinggal,'' katanya.

Sementara ini, fokus yang dilakukan Tim SAR adalah melokalisir api agar tidak makin meluas. Caranya, dengan membuat parit atau memadamkan api agar tidak makin menyebar.

Wakil Bupati Purbalingga Sukentho Ridho M yang ikut memantau di pos Bambangan, menyatakan, dengan adanya kebakaran ini, jalur pendakian ke Gunung Slamet untuk sementara ditutup. ''Tidak ada yang boleh mendaki dulu. Termasuk bila api sudah padam, kita akan tutup dulu sementara jalur pendakian,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement