REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Selama bulan Ramadhan, hingga libur lebaran 1433 Hijriah, terjadi 166 kebakaran di DKI Jakarta. Kasus di enam wilayah administratif Jakarta ini terjadi mulai hari pertama Ramadhan, tanggal 21 Juli 2012. Hingga akhir cuti bersama libur lebaran, pada 22 Agustus 2012.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Disdamkar dan PB) DKI Jakarta, Paimin Napitupulu, menjelaskan, jumlah kasus menurun dibanding ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Selama ramadhan hingga cuti lebaran tahun 2010, tercatat 77 kasus kebakaran di Jakarta. Kemudian meningkat drastis pada ramadhan tahun 2011, yaitu sebanyak 203 kebakaran.
Kasus kebakaran itu terjadi di Jakarta Pusat sebanyak 17 kali. Kemudian di Jakarta Utara 27 kasus kebakaran. Di Jakarta Barat 36 kasus, dan 35 kebakaran di Jakarta Selatan. Paling tinggi di Jakarta Timur sebanyak 51 kasus kebakaran. Sedangkan di Kepulauan Seribu tidak terdapat kasus kebakaran selama Ramadhan hingga libur lebaran.
“Namun, intensitasnya di beberapa tempat memang meningkat. Seperti terjadi beruntun, contohnya di Tambora. Pascakebakaran, selang beberapa hari terjadi lagi di tempat yang sama,” jelasnya, di Jakarta, Jumat (24/8).
Menurut dia, dari hasil investigasi yang telah dilakukan kepolisian, mayoritas penyebab kebakaran adalah dari hubungan arus pendek. Dan terjadi di lingkungan padat penduduk. Yang bangunannya sebagian besar terbuat drai bahan-bahan yang mudah terbakar.
Selain itu, musim kemarau selama Juli hingga Agustus ini, ujar Paimin, turut memberikan kontribusi. Sehingga api cepat merambat di titik-titik kebakaran.