Jumat 24 Aug 2012 15:36 WIB

Bule-bule Ini Bangga Bisa Salaman dengan Sultan HB X

OPEN HOUSE SULTAN. Gubernur DIY yang juga Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X (kiri) menyalami sejumlah warga ketika berlangsungnya Open House di Pagelaran Kraton Yogyakarta, Jumat (24/8). Sri Sultan HB X beserta GKR Hemas dan KGPAA Pakualam IX menerim
Foto: Antara Foto
OPEN HOUSE SULTAN. Gubernur DIY yang juga Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X (kiri) menyalami sejumlah warga ketika berlangsungnya Open House di Pagelaran Kraton Yogyakarta, Jumat (24/8). Sri Sultan HB X beserta GKR Hemas dan KGPAA Pakualam IX menerim

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejumlah wisatawan mancanegara mengaku antusias bisa bertemu Sri Sultan Hamengku Buwono X. Mereka menyebut Sri Sultan sebagai sosok yang karismatik.

"Open House" yang diadakan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Jumat, tidak hanya menarik warga Yogyakarta, namun juga sejumlah wisatawan mancanegara.

Sejumlah wisatawan mancanegara itu terlihat antusias mengikuti acara tersebut. Mereka bahkan rela ikut antre bersama ribuan orang untuk bersalaman dengan Sultan dan istrinya GKR Hemas serta Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Paku Alam IX.

Wisatawan dari Jerman, Drauze Burk (65), yang hadir bersama beberapa temannya mengatakan sungguh beruntung bisa bersalaman dengan Sultan, GKR Hemas, dan Paku Alam yang merupakan sosok cukup dikenal hingga ke luar negeri.

"Saya sengaja hadir ke Pagelaran Keraton untuk melihat sosok pemimpin yang kata banyak orang sangat karismatik. Saya sungguh beruntung bisa bersalaman dengan Sultan yang seorang raja Yogyakarta, karena hal ini merupakan kesempatan langka," ucapnya.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY Kuskasriati mengatakan warga yang hadir dalam "open house" itu sekitar 5.000 orang. Mereka bersalaman dengan Sultan, GKR Hemas, dan Paku Alam.

"Dalam 'open house' itu panitia tidak menyediakan makanan secara prasmanan, tetapi 'snack' (kudapan) dalam dus. Hal itu dilakukan karena waktu 'open house' yang terbatas, sehingga panitia harus berpikir praktis untuk konsumsi masyarakat," paparnya.

Menurut dia, panitia memberikan kudapan berupa jajan pasar khas Yogyakarta dalam dus agar praktis karena waktu "open house" hanya tiga jam. Panitia menyediakan sebanyak 5.000 dus untuk dibagikan kepada warga yang hadir," ujarnya, menjelaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement