Jumat 24 Aug 2012 15:19 WIB

Relawan PMI Pembuka Jalan Bantuan untuk Rohingya

Rep: muhamad hafil/ Red: Taufik Rachman
  Ketua Umum PMI Jusuf Kalla didampingi Menteri Urusan wilayah Perbatasan Myanmar Letnan Jenderal Thein Htay mengunjungi barak pengungsi etnis Rohingya di Thet Kay Pyin, Ibukota negara bagian Rakhine Sittway, Myanmar, Sabtu (11/08).
Foto: Antara
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla didampingi Menteri Urusan wilayah Perbatasan Myanmar Letnan Jenderal Thein Htay mengunjungi barak pengungsi etnis Rohingya di Thet Kay Pyin, Ibukota negara bagian Rakhine Sittway, Myanmar, Sabtu (11/08).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Palang Merah Indonesia (PMI) memastikan  mengirimkan tim relawan dan bantuan kepada masyarakat  etnis minoritas Rohingya di Myanmar pada  Sabtu (25/8) besok.

Ketua PMI Jusuf Kalla mengatakan tim relawan yang dikirim bertugas sebagai pionir dan  pembuka jalan untuk memudahkan bantuan PMI berikutnya.

"Jadi tim PMI yang ke sana besok merupakan pionir dan pembuka jalan bagi pihak-pihak lainnya  yang ingin menyalurkan bantuan ke masyarakat Rohingya," kata Jusuf Kalla di kantor PMI, Jakarta, Jumat (24/8).

Menurut mantan wakil presiden RI yang akrab dipanggil JK tersebut, tim relawan itu selain bertugas menyalurkan bantuan, juga melakukan pendataan tentang bagaimana kondisi di sana.

Mereka akan membuka jalur pendistribusian logistik bantuan, mencari kantor operasional, dan segala hal yang berkaitan dengan teknis lainnya. " Jadi tim relawan PMI dan bantuan dari PMI gelombang kedua bisa mudah disalurkan," kata JK.

 

JK mengatakan, setelah PMI, akan ada beberapa organisasi kemanusiaan lainnya yang akan menyalurkan bantuan kepada para penduduk dan pengungsi Rohingya. Mereka berasal dari negara-negara OKI (Organisasi Konfrensi Islam) seperti Arab Saudi dan Qatar. "Mereka kemungkinan akan tiba di Myanmar pada September ini," katanya.

Menurut JK, PMI harus bisa menjadi pionir dalam urusan kemanusiaan. Karena, Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbesar dan karena Indonesia menjadi negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia.  "Ya Indonesia harus mengambil peran dalam diplomasi damai ini," katanya.

Jusuf mengatakan, berdasarkan rencana, pihaknya akan menyalurkan bantuan sebesar 1 juta dolar AS. Bantuan itu akan disalurkan dalam bentuk makanan dan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh para penduduk dan pengungsi.

(Muhammad Hafil)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement