Sabtu 18 Aug 2012 22:00 WIB

Dapat Daging Murah, Begini Tradisi Warga Pamekasan

Daging sapi (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Daging sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN  -- Tingginya permintaan di hari raya Idul Fitri membuat harga daging sapi melambung tinggi. Namun sebagian warga di Pamekasan memiliki tradisi guna mendapat harga daging lebih murah. Caranya, mereka patungan membeli daging sapi.

"Hasilnya ternyata memang lebih murah," ucap Misnadi salah seorang anggota kelompok pengajian malam Jumatan di Dusun Daporan, Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Misnadi, di Pamekasan, Sabtu.

Misnadi bersama 49 peserta pengajian dan tahlil malam Jumatan lainnya patungan dengan menyumbang uang sebesar Rp 100.000 untuk masing-masing anggota, guna membeli seekor sapi, lalu disembelih dan dagingnya dibagi kepada semua anggota penyumbang.

Dengan jumlah uang sebesar Rp 100.000, Misnadi bisa mendapatkan jatah 2 kilogram daging, jauh lebih murah dibanding harga jual daging sapi di pasaran yang kini mencapai Rp 60.000 per kilogram.

Tidak hanya daging, para peserta juga memperoleh jatah tulang. Padahal jika di pasaran, tulang sapi dijual khusus. Cara itu, menurut Misnadi, tidak hanya dilakukan pada Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriah, tetapi sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.

Bahkan, kata dia, uang yang dibelikan daging itu  merupakan simpanan warga yang biasa ditarik setiap satu minggu sekali, yakni setiap malam Jumat.

"Setiap menggelar pengajian pada setiap malam Jumat itu, kami kan menyimpan. Ya karena kami orang desa, simpanan itu tentu seadanya, ada yang Rp 1.000, Rp 2.000 tapi ada juga yang Rp 5.000," tutur Misnadi.

Saat memasuki bulan Ramadhan, perolehan simpanan yang ditabung ke bendara pengajian tersebut selanjutnya dihitung. Bagi peserta pengajian yang memili simpanan lebih, akan ditarik untuk kebutuhan bahan pokok lainnya.

Bagi peserta yang sumbangannya kurang, akan ditambah sesuai dengan jumlah kekurangannya hingga mencapai Rp 100.000.

"Kalau daging di pasaran kan kita tidak tahu, sehat atau tidaknya. Sekarang ini kasus daging gelonggongan kan sangat marak," kata Misnadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement