REPUBLIKA.CO.ID,BENGKULU--Sejumlah warga Desa Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah secara bergantian menjaga bunga rafflesia arnoldii yang mekar di dalam kawasan hutan Cagar Alam Taba Penanjung, Kamis.
"Harus dijaga 24 jam karena rawan dirusak atau dicuri," kata Ibnu Hajar, salah seorang warga yang menjaga bunga itu dengan sukarela.
Ia mengatakan pengrusakan bunga rafflesia yang terjadi belum lama ini membuat warga berjaga 24 jam di sekitar lokasi bunga mekar.
Lokasi bunga mekar yang hanya berjarak 20 meter dari jalan raya membuat ancaman pengrusakan terhadap bunga itu semakin tinggi.
Ibnu mengatakan selain satu bunga rafflesia mekar dengan diameter 65 centimeter tersebut, di lokasi itu juga ditemukan sejumlah bonggol atau calon bunga rafflesia.
"Bonggol yang hampir mekar juga ada dan sudah kami beri pagar agar tidak terinjak satwa liar," tambahnya.
Selain kawasan hutan Cagar Alam Taba Penanjung I dan II, bunga rafflesia juga sering dijumpai mekar di dalam Hutan Lindung Bukit Daun yang berdampingan dengan cagar alam tersebut.
Koordinator Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu Sofian Ramadhan mengatakan pengrusakan dan pencurian menjadi ancaman terhadap kelestarian puspa langka itu selain habitatnya yang terus menyusut akibat perambahan liar.
"Catatan kami selama 2012 ada empat kasus pengrusakan terhadap bunga rafflesia dengan cara mencincang kelopak bunga," katanya.
Ia mengatakan pengrusakan terhadap tumbuhan inang rafflesia jenis liliana juga pernah ditemui di dalam kawasan hutan itu.
Kesadaran masyarakat untuk melestarikan puspa langka yang menjadi simbol Provinsi Bengkulu menurutnya perlu ditingkatkan.
"Tugas kita bersama untuk memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa pengrusakan terhadap rafflesia akan merugikan kita sendiri dan melanggar hukum," katanya.