REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA -- Di Papua, banyak petugas kesehatan menemui kendala di lapangan saat akan melakukan imunisasi. Sebagian warga masih punya persepsi negatif soal jarum suntik yang digunakan untuk imunisasi sampai demam yang ditimbulkan setelah imunisasi adalah upaya untuk membunuh mereka.
Hal ini semakin sulit untuk dijelaskan secara baik kepada penduduk setempat karena adanya perbedaan bahasa.
Untuk itu, saat ini pihak petugas kesehatan terus melakukan sosialisasi imunisasi di Papua. Sebelumnya program serupa dilakukan di tiga wilayah yaitu Banten, Jawa Barat, dan Papua Barat.
Di Papua, program sosialisasi ini dilakukan oleh Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Program ini diadakan pada Rabu (9/8) di Hotel Mutiara, Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Sosialisasi, advokasi program KIA dan imunisasi kali ini dihadiri berbagai elemen masyarakat seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, tenaga medis, serta perwakilan dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota se-Papua.
Menurut dr Nyoman yang menjabat sebagai Kepala Bidang P2PL Provinsi Papua, kendala dalam pelaksanaan imunisasi di Provinsi Papua relatif berbeda dengan yang berkembang di daerah lainnya di Indonesia. Persoalan utama di Papua adalah kurangnya tenaga kesehatan, tidak memadainya sarana dan prasarana serta Topografi Papua yang secara umum sangat menyulitkan.
Dengan kondisi yang cukup sulit ini Pemerintah Provinsi Papua tidak tinggal diam. Beberapa upaya telah dilakukan antara lain dengan melaksanakan program imunisasi bersamaan dengan “Heart Care Program”, yaitu program pengiriman tenaga medis ke daerah pedalaman.
Bahkan di tahun 2013 mendatang, Dinas Kesehatan Provinsi berencana untuk melatih setiap Juru Imunisasi dari seluruh Kota/Kabupaten di Provinsi Papua, nantinya setiap Perwakilan tersebut ditugaskan untuk mentransfer ilmunya ke Juru Imunisasi lainnya sampai dengan tingkat desa. (adv)