Selasa 14 Aug 2012 21:09 WIB

Kemensos Bedah 150 Rumah Lansia tak Mampu

Lansia (ilustrasi)
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Lansia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial merenovasi 150 unit rumah milik para lanjut usia tidak mampu yang tersebar di Jakarta dan Jawa Barat. Renovasi itu bagian program bedah rumah bagi lansia tidak mampu dengan total anggaran Rp1,5 miliar.

"Karena berkaitan dengan hari lanjut usia nasional jadi yang kita rehab adalah rumah lansia tidak mampu," kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri di Jakarta, Selasa (14/8). Menteri Sosial meninjau langsung rumah lansia tidak mampu yang dibedah di Kelurahan Manggarai Selatan, Kecamatan Tebet Jakarta Selatan sekaligus memberikan sejumlah bantuan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Bantuan yang diberikan antara lain 250 paket sembako untuk lansia, jaminan sosial dan bantuan alat bantu kepada orang dengan kecacatan (ODK). Menteri berharap, bantuan bedah rumah tersebut dapat meningkatkan semangat kesetiakawanan sosial karena semua relawan ikut bekerja merenovasi rumah.

Selain itu, agar lansia dimasa tuanya merasa nyaman tinggal di rumah yang layak huni. Mensos menambahkan, Kementerian Sosial cukup selektif dalam memilih rumah yang akan dibedah sebab tidak semua rumah dibedah tapi hanya yang memenuhi syarat dan kriteria rumah tidak layak huni.

Sejumlah kriteria di antaranya rumah yang beratap alas dinding, tidak memiliki MCK, penghuninya miskin dan sejumlah indikator lainnya. Khusus untuk bedah rumah lansia yang tidak mampu ada kriteria tambahan yakni lansia yang terlantar dan miskin.

Terlantar menurut Mensos tidak hanya yang ada di jalanan tapi juga yang tinggal di rumah tapi terlantar misalnya makan hanya sekali sehari, ekonominya sulit dan rumahnya rusak. Jumlah lansia terlantar yang didata Kementerian Sosial mencapai 2,8 juta orang dan diperkirakan ada lebih dari 500 ribu yang tinggal di rumah layak huni.

Salah seorang lansia penerima bantuan bedah rumah, Pariyah (81) mengaku tidak tahu lagi sudah berapa lama tinggal di rumah di kawasan Manggarai Selatan dengan kondisi rumah rusak dan sempit. "Sudah puluhan tahun tinggal di sini. Saya banyak-banyak berterima kasih sudah dibantu," kata Pariyah.

Pariyah tinggal bersama anak perempuannya, Lestari yang juga memiliki ekonomi pas-pasan sebab suaminya hanya bekerja sebagai buruh dan ia membantu ekonomi keluarga dengan mencuci baju tetangga. "Alhamdulillah, cita-cita ibu ingin bangun dapur dari dulu tapi karena tidak ada biaya tidak pernah dibangun," kata Lestari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement