Selasa 07 Aug 2012 13:15 WIB

Vena Melinda Desak Mendikbud Serius Tangani Bullying dan Tawuran

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Hazliansyah
Vena Melinda
Foto: Republika/Prayogi
Vena Melinda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR, Vena Melinda, meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh serius mengatasi persoalan bullying dan tawuran pelajar di kalangan pelajar.

"Apakah Kemendikbud berani menjamin penurunan bullying dan tawuran di tiap sekolah?," ujar Vena dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Selasa (7/8), Senayan Jakarta.

Vena mengatakan bullying dan tawuran tidak boleh dipandang sebelah mata. Dua persoalan ini harus menjadi prioritas penanganan.

Vena mengatakan kekerasan yang terjadi di kalangan siswa akan berpengaruh pada kehidupan bangsa di masa depan. Sebab, sejatinya siswa adalah generasi penerus bangsa.

Berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Vena menyatakan ada banyak sekali korban bullying di sekolah. Namun kebanyak korban bullying tak berani melapor ke polisi.

Ketakutan para korban biasanya disebabkan dua hal: pertama takut menerima intimidasi dari pelaku bullying, kedua khawatir akan dikenai biaya oleh polisi.

"Kebanyakan bullying di sekolah dilakukan senior kepada junior dan guru kepada murid," ujar Vena mengutip data KPAI.

Vena menyatakan bullying bisa membawa tiga dampak negatif pada psikologis anak. Pertama, bullying akan menciptakan mental 'agresor' pada korban. Mereka yang menjadi korban bullying akan membalas perlakuan yang dia terima ke orang lain. Kedua, bullying bisa membuat seseorang penyendiri dan pendiam. Ketiga, bullying bisa membuat korban putus asa dan bunuh diri.

Vena mencontohkan peristiwa bunuh diri siswa SD karena tidak tahan dihina sebagai anak tukang bubur oleh temannya.

"Ini baru kekerasan verbal (kata-kata) apalagi yang fisik," tanya Vena serius.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement