Kamis 02 Aug 2012 22:35 WIB

Waspadai & Cegah Kebakaran Saat Ramadhan & Mudik

Rep: Mg03/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Kebakaran rumah (ilustasi).
Foto: Antara/Ardiansyah Indra
Kebakaran rumah (ilustasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka kebakaran di Jakarta masih mencemaskan. Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penanggulangan Bencana (PB) DKI Jakarta mencatat dari awal tahun sampai dengan 1 Agustus 2012 sebanyak 534 kejadian kebakaran di wilayah Ibu Kota.

Dinas Damkar dan PB menghimbau mayarakat agar lebih waspada terkait bencana kebakaran. Kebakaran itu intinya terjadi karena kecerobohan manusia. Baik karena hubungan arus pendek listrik, tabung gas atau kompor, rokok dan lainnya.

Kewaspadaan itu perli ditingkatkan terutama menjelang mudik lebaran. Jangan sampai terjadi balik kembali ke Jakarta mendapati rumahnya sudah hangus dilalap api. "Jangan lupa ketika meninggalkan rumah saat mudik lebaran, untuk memeriksa kembali rumah sebelum ditinggalkan. Cek listrik, kompor dan barang-barang lain yang kemungkinan menyebabkan terjadinya kebakaran," ujar Kepala Bidang (Kabid) Partisipasi Masyarakat (Partimas) Dinas Damkar dan PB DKI Jakarta, Rimawati kepada ROL Rabu (1/8).

Saat Ramadhan, pun warga juga perlu lebih berhati-hati. Perempuan berusia 49 tahun ini, menjelaskan peningkatan kebakaran pada saat bulan puasa disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang lebih lama dari biasanya. Masyarakat bahkan beraktivitas selama 24 jam, salah satunya yaitu kegiatan sahur.

Jadi hal tersebut dapat meningkatkan potensi kebakaran. Selain itu biasanya api cepat membesar dipicu karena suhu udara. "Saat ini musim kemarau, jadi api mudah merambat,"

Rimawati menjelaskan hampir 60% kebakaran terjadi akibat hubungan pendek arus listrik. Kebakaran biasanya berada di daerah perumahan padat penduduk. Kebakaran terbanyak terjadi di wilayah Jakarta Timur yakni 134 kejadian, menyusul Jakata Barat 117 kejadian, Jakarta Selatan 100 kejadian, Jakarta Pusat 79 kejadian, Jakarta Utara 14 kejadian dan nol di Kabupaten Kepulauan Seribu. Ditaksir kerugian mencapai Rp 173.284.4300.000,-, dengan kerugian lahan 266.026 m2.

Menurut Rimawati, biasanya kebakaran paling sering terjadi pada siang hari sebanyak 161 kejadian, selanjutnya malam hari 151 kejadian, pagi 117 kejadian dan dini hari 105 kejadian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement