REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebanyak 27 "debt collector", Senin diamankan dari sebuah rumah di Jalan Kemang Timur Nomor 90B, Jakarta Selatan, setelah terlibat pertikaian terkait penagihan utang.
Kepala Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Hermawan di Jakarta, Senin mengatakan 27 orang tersebut berasal dari dua kelompok berbeda. "Ada dua kelompok yang bertikai. Sepertinya masalah utang-piutang biasa," kata Hermawan.
Kedua kelompok tersebut terlibat pertikaian sejak pagi. Kelompok pertama datang ke lokasi untuk melakukan penagihan. Sementara itu, tuan rumah yang mengetahui adanya rencana penagihan ternyata sudah menyiapkan sekelompok orang di halaman rumahnya.
"Di dalam rumah ada 16 orang. Kelompok yang datang jumlahnya 11 orang," terang Ajun Komisaris Besar Hermawan.
Kelompok yang menyerang dari dalam rumah terlihat menggenggam senjata tajam dan batang besi. Karena itu, pihak kepolisian terlebih dahulu melakukan pengepungan lokasi keributan. Setelah kondisi lebih terkontrol, polisi kemudian memisahkan kedua kelompok.
Kelompok penagih dibawa ke Pos Polisi Kemang Timur yang berjarak beberapa puluh meter dari lokasi keributan. Pihak kepolisian yang dipimpin langsung Kepala Satreskrim kemudian merangsek masuk ke dalam halaman rumah berpagar tembok dengan tinggi lebih dari dua meter itu. Polisi lantas melumpuhkan kelompok yang menjaga rumah tersebut. Mereka lantas digiring ke sisi kiri halaman rumah dan senjata mereka di sita. "Ada dua senjata tajam jenis samurai dan beberapa besi batangan," kata Hermawan.
Ia sendiri belum mau menguraikan penyebab terjadinya konflik di antara dua kelompok tersebut. Pasalnya, polisi masih memprioritaskan langkah pengamanan dan belum melakukan pemeriksaan atau penyelidikan lebih lanjut.
Ke-16 pria dari dalam rumah tersebut kemudian digiring ke sebuah bus polisi. Pihak kepolisian kemudian juga menggiring 11 pria lain yang sebelumnya sudah dipisahkan ke Pos Polisi Kemang Timur.
"Semuanya dibawa ke Polres Jakarta Selatan," kata Hermawan.
Sebelumnya, seorang saksi mata bernama Yusuf (36) menceritakan keributan terjadi sekitar pukul 08.00 WIB. Awalnya kelompok penagih ditemui di pagar oleh kelompok penjaga rumah. Keributan beberapa kali terjadi dengan bahasa sebuah daerah.
Hingga akhirnya pertikaian langsung terjadi dengan senjata tajam. Kelompok yang bertikai adalah laki-laki dewasa, mayoritas berkulit gelap, dan postur tubuh yang berbeda-beda.
"Awalnya cuma bertengkar mulut saja. Kayaknya pakai bahasa daerah, tapi saya nggak tahu bahasa mana. Setahu saya rumah itu biasanya sehari-hari dijaga sama empat satpam, tiga dari empat satpam itu berkulit gelap," kata Yusuf, seorang sekuriti di perkantoran sekitar.
Sepengetahuannya, penghuni rumah itu adalah orang yang baru mengontrak. Namun ia mengaku tidak mengetahui nama pihak yang mengontrak rumah itu. "Saya juga nggak tahu siapa pemilik rumahnya. Setahu saya itu rumah dikontrakkan," ujarnya.