REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO---Bank Indonesia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu yang diperkirakan semakin marak menjelang Ramadhan dan Lebaran.
"Berdasarkan pengalaman tahun-tahun lalu, peredaran uang palsu diindikasi marak terjadi saat menjelang Ramadhan dan Lebaran karena peredaran uang asli mengalami peningkatan," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto Rusly Albas.
Menurut dia, jenis uang yang sering dipalsukan bernominal besar seperti pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
Ia mengatakan, pengedar uang palsu memanfaatkan momentum Ramadhan dan Lebaran untuk membelanjakan uang palsunya agar bisa mendapatkan kembalian berupa uang asli bernominal kecil.
Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu dan mengenali ciri-ciri uang dengan metode dilihat, diraba, dan diterawang atau yang dikenal dengan istilah 3D. "Belum lama ini, kami menyosialisasikan cara mendeteksi uang kepada masyarakat dengan harapan mereka bisa membedakan uang asli dengan uang palsu," katanya.