REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Ketua Komnas HAM, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah meminta kepada pemerintah Indonesia untuk terlibat dalam melindungi Muslim Rohingya yang saat ini terancam terusir dari Myanmar.
Kata dia, sebagai komunitas Muslim terbesar di dunia, Indonesia jelas memiliki tanggung jawab dalam melakukan tekanan agar rencana pemerintah negara Myanmar untuk mengusir ratusan etnis Benggali tersebut digagalkan. "Harus di protes, dan perlu memanggil Duta Besar Myanmar yang ada di Indonesia untuk menjelaskan apa yang terjadi disana," kata Gus Sholah, saat dihubungi Republika (17/7).
Pemimpin Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur ini, sangat menyayangkan sikap tertutup pemerintah Myanmar dalam masalah ini. Padahal negara yang berkomitmen untuk menuju jalur demokrasi tersebut, harus dapat melakukan klarifikasi secara terbuka dan mempersilahkan komunitas internasional untuk melakukan observasi dan pemantauan.
Selain itu, adik kandung almarhum Gus Dur ini sangat berharap kepada Aung Saan Suu Kyi dapat membawa solusi yang baik bagi pertikaian yang melibatkan etnis Buddha disana. "Sebagai peraih nobel perdamaian Suu Kyi seharusnya bicara mengenai ini," kata dia.
Gus Sholah juga menghimbau kepada dua komunitas muslim terbesar di Indonesia untuk melakukan pembahasan, dan dapat memainkan perannya. "Harus bisa melakukan sesuatu, dan itu perlu dibahas secara serius," ujar dia.