REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan agar semua pihak tidak saling menyalahkan atas ketegangan yang terjadi di forum regional ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Pekan lalu. Ia mengatakan agar tidak menyalahkan Filipina dan Tiongkok atas ketegangan tersebut yang berakhir pada kegagalan untuk mencapai kesepakatan bersama dalam forum tersebut.
“Di Phnom Penh ada ketegangan antara Filipina dan Tiongkok. Tidak perlu menyalahkan Filipina dan Tiongkok, tapi ini ada masalah jangan dihindari tetapi dikelola dengan perspektif yang jernih,” katanya saat memberikan keterangan pers mendadak di Kantor Presiden, Senin (16/7).
Menurutnya, persoalan mengenai sengketa Laut Cina Selatan akan berjalan dengan baik, jika diangkat dengan tujuan menjaga stabilitas di kawasan tersebut dengan tepat dan benar. Karena, kata dia, isu Laut Cina Selatan ini bukan kali pertama mencuat di forum kawasan itu.
Ketika Indonesia menjadi Ketua ASEAN tahun lalu, isu serupa pun sempat mengemuka. Banyak ragam pandangan melihat permasalahan tersebut. Tetapi, pada akhirnya persoalan Laut Cina Selatan telah diletakkan dalam konteks ASEAN menginginkan kawasan yang damai, tertib, dan aman.
Pada pertemuan para menteri luar negeri ASEAN di Phnom Penh, Kamboja pada pekan lalu tak ada hasil yang diperoleh berupa penyataan bersama. Hal tersebut merupakan kali pertama dalam sejarah ASEAN. Kegagalan tersebut sama artinya dengan menahan kemajuan pembahasan tentang tata perilaku (code of conduct) yang ditujukan untuk menenangkan ketegangan masalah Laut Cina Selatan.
Cina mengeklaim kedaulatan hampir di seluruh wilayah laut yang kaya akan sumber daya dan merupakan jalur pelayaran utama. Tetapi, beberapa negara anggota Asean seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunai juga sama-sama mengeklaim wilayah tersebut. Ketegangan dalam forum tersebut mengerucut, terutama antara Cina dan Filipina yang sudah terjadi tiga bulan terakhir.
Ketegangan itu menyangkut kawasan yang dipersengketakan, selain Beting Scarborough, yakni kawasan Beting Half Moon. Tidak hanya Cina dan Filipina, empat negara lain, yaitu Taiwan, Vietnam, Malaysia, dan Brunei, juga bersengketa atas daerah yang sama.