REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan Jokowi-Ahok hingga saat ini masih berada di urutan pertama perolehan suara pilkada DKI Jakarta.
Belum juga final perhitungan suara, Jokowi sudah terlihat berdiskusi dengan Hidayat Nur Wahid yang juga mencalonkan diri sebagai cagub 2012.
Namun Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih dikenal dengan Ahok membantah hal tersebut sebagai koalisi.
"Kami tidak mengenal istilah koalisi, karena kami bukan parlementer," ujarnya dalam diskusi di warung daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/7).
Jika Jokowi terlihat berdiskusi dengan calon yang lain, itu hanya sebatas menjaga silaturahmi saja. Terlalu cepat menyimpulkan itu koalisi dengan yang lain.
Ahok juga menegaskan, jika pungutan suara yang besar didapatkan olehnya dann Jokowi, itu semata-mata karena pilihan rakyat.
Tidak ada unsur etnis Tionghoa yang mendukung dirinya. Masyarakat Tionghoa di Jakarta hanya lima persen, dan kebanyakan pemilihnya pun pergi ke luar kota untuk berlibur saat pemilihan dilakukan.
Ahok mengatakan, sosok Jokowi sebenarnya pintar dann cerdas, namun beliau tidak memamerkan hal tersebut.
"Jokowi sosok yang rendah hati," katanya. Jika dia dan Jokowi terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Jakarta selanjutnya, pasangan ini akan membenahi kota Jakarta.
"Kami ingin mewujudkan Jakarta yang rapi dan modern, namun manusiawi," ujarnya. Manusiawi disini diartikan bahwa para pekerjanya peduli dengan masyarakat. Meskipun modern, Jakarta tetap dekat dengan semua masyarakatnya.