Sabtu 14 Jul 2012 18:50 WIB

Pilgub DKI: PKS-Golkar Menanti Sinyal

Rep: Amri Amrullah/ Mansyur Fakih/ Red: Heri Ruslan
Jokowi-Ahok
Foto: Antara
Jokowi-Ahok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta masih menghitung jutaan kertas suara, tapi para politisi sudah menghitung peluang koalisi di putaran dua Pemilukada DKI Jakarta yang berlangsung 20 September mendatang.

Partai Golkar dan PKS, menurut para pengamat, memegang kunci suara tambahan bagi pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama maupun incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.

Bila merujuk ke hasil hitung cepat, dari hasil perolehan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, PKS punya modal suara sekitar 11 persen. Sedangkan kubu Golkar dan PPP yang mendukung pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono punya tabungan suara sekitar lima persen. Ada sekitar 16 persen suara tambahan yang bisa diperebutkan Jokowi dan Foke yang masing-masing sudah punya modal suara 43 persen dan 33 persen.

Skenario apa yang akan di pilih? Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan Taufiq Kiemas menyarankan pasangan Jokowi-Ahok untuk tenang dan sabar menghadapi putaran kedua. Ia secara khusus meminta Jokowi untuk tidak euforia akibat unggul sementara pada hitung cepat ke marin. “Harus tenang dan sabar,” katanya, Kamis (12/7).

Jokowi sebelumnya mengatakan ingin merangkul semua pasangan tak terkecuali Fauzi Bowo di putaran kedua. Pada Rabu (11/7), Jokowi sudah sowan ke markas tim pemenangan Hidayat Nur Wahid. Jokowi juga mengklaim sudah mengontak kubu Alex Noer din.

Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq ketika dihubungi Republika belum mau berkomentar soal skenario koalisi ini. Ia hanya mengatakan, ‘’Itu (urusan) provinsi. Bukan hajatan DPP. Jadi, hubungi saja DPW DKI.

’’Sekjen PKS Anis Matta ketika dihubungi hanya mengatakan, “Itu domainnya Presiden Partai.”

Wakil Sekjen Partai Golkar Nurul Arifin berharap Golkar tak berkoalisi di putaran kedua karena perolehan suaranya tak signifikan.

“Hingga saat ini Golkar belum membicarakan ke mana akan berkoalisi,” katanya. Gol kar, kata Nurul, lebih baik melepaskan suara para pencoblos Alex-Nono menjadi masa mengambang. Hendardji Soepandji, calon independen juga menepis anggapan kalau ia sudah mendukung Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement