REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Potensi perpecahan yang terjadi di internal Partai Demokrat (PD) tak bisa lagi ditutup-tutupi. Namun selama Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden, hal ini masih bisa ditutupi. Penilaian ini dikemukakan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Andi Syafrani.
Perpecahan itu dipicu hubungan yang semakin tidak harmonis antara Ketua Dewan Pembina, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PD, Anas Urbaningrum. "Potensi itu selalu ada dan masih tinggi," ungkap Andi.
Karena itu, Andi menganggap, perpecahan masih akan berkutat pada konflik di internal partai saja. Belum akan mengakar pada anak-anak partai seperti pada kasus Golongan Karya (Golkar).
Apakah konflik tersebut akan berpengaruh pada siapa yang akan diusung 2014 nanti? Andi menganggap tidak. Itu karena mekanisme pengambilan keputusan untuk calon presiden di PD secara konstitusional masih tersentral di tangan SBY. "Tidak akan terlalu berpengaruh selama SBY masih memegang posisi pengendali dalam tubuh PD," kata dia.