REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wisatawan Cina yang berlibur ke Bali semakin banyak. Bahkan, jumlahnya melampaui wisatawan Jepang yang selama ini menempati urutan kedua dari sepuluh negara terbanyak memasok turis ke Pulau Dewata.
"Cina yang tadinya berada pada posisi ketiga atau keempat dari sepuluh negara kini naik menjadi posisi kedua, setelah Australia," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Gede Suarsa, di Denpasar, Rabu (11/7). Sementara Jepang yang tadinya di posisi kedua kini jadi keempat setelah Australia, Cina, dan Malaysia.
Masyarakat Cina berwisata ke Bali sebanyak 143.382 orang selama lima bulan periode Januari-Mei 2012, meningkat 64,73 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 87.038 orang. Selama 2011 wisatawan asal China menikmati keunikan seni budaya dan keindahan panorama alam Bali tercatat 236.867 orang, meningkat 20,28 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya 196.926 orang.
Gede Suarsa menambahkan, kunjungan masyarakat Cina yang meningkat signifikan ke Bali, berkat semakin membaiknya perekonomian negara itu, disamping adanya penerbangan langsung Cina-Bali. Bali-Cina sebenarnya memiliki hubungan emosional.
Kerja sama Cina-Bali telah terjalin baik sejak abad XII dan sisa hubungan baik itu masih diwarisi hingga sekarang. Bahkan penggunaan uang Cina (pis bolong) dalam berbagai upacara keagamaan bagi umat Hindu di Bali hingga sekarang masih lestari.
Dari sepuluh negara terbanyak memasok turis ke Bali, enam negara di antaranya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan empat negara menunjukkan adanya penurunan. Keenam negara yang mengalami peningkatan signifikan selain Cina juga Australia (8,48 persen), Malaysia (3,57 persen), Korea Selatan (6,14 persen), Inggris (12,87 persen), dan Singapura (4,16 persen).
Empat negara yang masyarakatnya berkurang ke Bali, antara lain Jepang (10,95 persen), Taiwan (14,77 persen), Prancis (2,15 persen), dan Amerika Serikat (59,52 persen).