Rabu 11 Jul 2012 01:30 WIB

319 Pendekar Adu Silat di Karawang

Pesilat Indonesia, Eko Wahyudi, saat tampil pada final nomor seni beladiri tunggal purta pencak silat Sea Games XXVI di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Selasa (15/11).
Foto: Antara/Herka Yanis Pangaribowo
Pesilat Indonesia, Eko Wahyudi, saat tampil pada final nomor seni beladiri tunggal purta pencak silat Sea Games XXVI di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Selasa (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG - Sebanyak 319 satria dan pendekar silat dari 23 perguruan pencak silat di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengikuti kejuaraan Pencak Silat Bupati Cup XI 2012, di gedung Sport Hall Adiarsa, Karawang, Selasa (10/7).

"Kejuaraan pencak silat ini dibagi menjadi dua kategori, yakni remaja dan dewasa. Total peserta sebanyak 319 satria dan pendekar silat dari 23 perguruan tinggi," kata Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Cabang Karawang, Sonny Gersona, di Karawang.

Dikatakannya, untuk kejuaraan pencak silat kategori remaja diikuti 157 peserta, terdiri dari 86 putra dan 77 putri. Sedangkan kategori dewasa diikuti oleh 138 peserta, terdiri dari 98 putra dan 40 putri.

Menurut dia, seperti tahun-tahun sebelumnya, pihaknya kini kembali menggelar kejuaraan pencak silat se-Karawang, walaupun masih banyak keterbatasan.

Ia menilai, pencak silat di Karawang memiliki potensi yang luar biasa. Sesuai dengan catatannya, hingga kini terdapat sekitar 10.000 satria dan pendekar silat di Karawang.

"Kegiatan kejuaraan ini juga merupakan upaya Pengcab IPSI Cabang Karawang dalam meningkatkan kualitas dan membina bibit atlet pencak silat di Karawang," kata Sony.

Bupati Karawang, Ade Swara, yang hadir dalam Kejuaraan Pencak Silat itu berharap agar kejuaraan pencak silat kali ini menjadi langkah yang baik untuk mengembangkan dunia persilatan di Karawang. Sebab melalui kejuaraan ini, para satria dan pendekar muda bersaing secara sehat guna meraih prestasi.

Ia mengingatkan, pencak silat itu tidak hanya mengedepankan aktivitas fisik, tetapi juga tertanam aktivitas pembinaan rohani. Sebab sehat jasmani perlu diikuti pula dengan kondisi rohani yang sehat.

"Tentunya bisa dibayangkan jika seorang atlet beladiri yang hebat tetapi tidak diimbangi rohani yang baik, maka orang itu sangat berbahaya dan bahkan dapat menimbulkan bencana bagi orang-orang di sekitarnya," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement