Selasa 03 Jul 2012 15:53 WIB

Gunung Gede-Pangrango Rawan Kebakaran

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dewi Mardiani
Gunung Gede
Foto: satriopinandito.wordpress.com
Gunung Gede

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -— Kekeringan menyebabkan potensi kebakaran hutan di areal Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) semakin meningkat. Pasalnya, sejumlah areal hutan sudah mengering sehingga mudah terbakar api.

‘’Lokasi yang paling rawan terbakar berada di atas,’’ terang Kepala Balai Besar TNGGP, Agus Wahyudi, Selasa (3/7). Di antaranya alun-alun Suryakencana dan kandang Badak. Kawasan TNGGP berada di tiga wilayah, yakni Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Bogor.

Oleh karenanya kata Agus, areal tersebut mendapatkan perhatian khusus dari petugas TNGGP. Di antaranya dengan meningkatkan pengawasan atau kegiatan patroli ke daerah rawan kebakaran. Pada awalnya, patroli ke alun-alun Suryakencana dan daerah yang berada di atas digelar seminggu sekali. Namun, kini patroli dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu.

Menurut Agus, potensi kebakaran hutan bisa berasal dari berbagai sumber. Contohnya, puntung rokok yang dilempar oleh para pendaki gunung. Selain itu bisa berasal dari pembuatan api unggun yang dibuat para pendaki untuk menghangatkan diri. Terlebih lagi, beberapa waktu ini, cuaca di pegunungan cukup dingin di malam hari.

Karena itu, pihaknya mengimbau para pendaki agar tidak membawa rokok ketika mendaki gunung. ‘’Para pendaki pun dilarang membakar apa pun di dalam kawasan TNGGP,’’ cetus Agus. Jika melanggar himbauan tersebut, maka petugas patroli akan menindak dengan tegas.

Di samping menerjunkan petugas untuk patroli, TNGGP juga melibatkan masyarakat sekitar hutan untuk terlibat dalam pengawasan. Mereka bergabung dengan relawan atau volunteer dalam menjaga areal hutan dari terjadinya kebakaran.

Ditambahkan Agus, puncak kekeringan diprediksi akan berlangsung pada Agustus mendatang. Sehingga, TNGGP berencana akan menutup jalur pendakian ke atas Gunung Gede. Rencana penutupan ini, lanjut Agus, merupakan kebijakan yang ideal untuk menyelamatkan kawasan hutan. Pasalnya, bila terjadi kebakaran hutan maka kerugian yang ditimbulkan akibat peristiwa tersebut lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dari operasional pendakian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement