Jumat 29 Jun 2012 23:18 WIB

Radius Bahaya Soputan Diturunkan Empat Kilometer

ilustrasi Foto suasana aktivitas Gunung Soputan yang menyemburkan debu vulkanik dilihat dari kawasan Danau Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Foto: antara
ilustrasi Foto suasana aktivitas Gunung Soputan yang menyemburkan debu vulkanik dilihat dari kawasan Danau Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

REPUBLIKA.CO.ID,MANADO --  Radius bahaya Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara, diturunkan dari enam kilometer menjadi empat kilometer. "Penurunan radius bahaya bersamaan dengan diturunkannya status Gunung Soputan, dari Siaga level III ke waspada level II pada 26 Juni 2012 pukul 17.00 WITA," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api Soputan di Desa Maliku, Kabupaten Minahasa Selatan, Asep, Jumat (29/6).

Dia mengatakan, setelah penurunan status, kegempaan vulkanik semakin menurun, hanya merekam satu kali sehari sebelum statusnya diturunkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi, Bencana Geologi (PVMBG) Bandung. Dia mengatakan, kegempaan yang masih terekam sejak pukul 00.00 WITA hingga 06.00 WITA, sembilan kali gempa embusan dan 21 kali gempa guguran. "Memang gempa-gempa seperti ini dominan sepanjang hari dan tidak diikuti dengan kegempaan vulkanik," kata dia.

Walaupun radius bahaya sudah diturunkan, namun menurut Asep, pendakian ke Gunung Soputan tidak bisa melewati radius bahaya empat kilometer. "Pendaki tidak diizinkan naik menuju puncak atau kawah karena sangat berbahaya. Mereka hanya bisa beraktivitas di radius empat kilometer," katanya.

Karena itu Asep berharap, pendaki tetap mematuhi rekomendasi-rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG Bandung untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Gunung Soputan pascaletusan awal Agustus 2011, statusnya kembali dinaikkan dari waspada level II ke siaga level III pada 28 Mei 2012.

Tim tanggap darurat PVMBG Bandung hampir dua pekan melakukan evaluasi terhadap peningkatan kegempaan, sebelum akhirnya kembali diturunkan pada 26 Juni 2012.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement