REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menilai proyek pengadaan kondom adalah pesanan pemangku kepentingan seks beresiko. Proyek ini sengaja diadakan untuk menyosialisasikan seks bebas, sehingga nantinya masyarakat semakin terbiasa dengan prilaku seks bebas.
Proyek ini pun tidak main-main. Menurut Fitra, dana sebesar Rp 25 miliar untuk pengadaan kondom digelontorkan pemerintah. Kondom nantinya dibagikan kepada masyarakat. "Ini gila," jelas Koordinator advokasi dan investigasi Fitra, Ucok Sky Khaddafi, saat dihubungi, Senin (25/6).
Menurutnya, anggaran sebanyak itu berlebihan hanya sekedar untuk kondom. Pembagiannya pun tidak terdata kepada siapa dan di lokasi mana saja. "Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, tidak pernah memberitahu kepada publik, daerah mana atau tempat-tampat mana yang akan dilakukan pembagian atau kampanye intensif dalam pengunaan kondom dengan sasaran kalangan dengan prilaku seks berisiko," paparnya.
Menteri Kesehatan dimintanya tidak sesumbar kalau tidak punya data daerah atau tempat mana saja yang ada masyarakat dengan prilaku seks berisiko. Apalagi, kalau melihat alokasi anggaran untuk kampanye baik melalui televisi, radio, dan cerdas cermat di televisi akan hanya membuang-buang anggaran sebesar Rp 28,4 miliar dari alokasi anggaran tahun 2012 yang disediakan APBN sebesar Rp 30,2 miliar.
Proyek ini, menurutnya, patut dicurigai sebagai upaya yang berbahaya. Secara kultural, proyek pengadaan ini sepertinya akan mengarah kepada upaya membudayakan seks bebas yang beresiko semakin menyebarnya penyakit kelamin. Lainnya, tidak menutup kemungkinan setelah semakin maraknya seks bebas, penjualan kondom akan meningkat drastis. Proyek ini diharapkannya dapat segera dihentikan karena hanya akan mengakibatkan kerugian bagi masyarakat Indonesia.
Lelang pengadaan kondom pada 2012 ini sudah dilakukan. Pengumuman jadwal lelang dipublikasi pada 9-19 Januari 2012, serta penandaan kontrak sudah dilakukan mulai tanggal 7-17 Februari 2012. PT Kimia Farma Trading dan Distribution yang berkantor pada Jalan Budi Utomo No 1 Jakarta Pusat, menjadi pemenangnya. Harga pemenang tender sebesar Rp 24,8 miliar dengan alokasi dalam pagu anggaran APBN tahun 2012 sebesar Rp 25,2 miliar.