REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil President of Global Workplace Human Resources Development of Korea (HRD) Korea, Choon-Bok Lee berharap perusahaan di Korea Selatan mendapatkan lulusan tenaga kerja Indonesia (TKI) terbaik yang akan dikirim Indonesia tahun 2012 ke Korea untuk ditempatkan di sejumlah perusahaan di negeri ginseng itu.
Pernyataan Choon itu disampaikan ketika meninjau pelaksanaan Ujian Employment Permit System Test of Proficiency in Korean (EPS TOPIK) hari pertama di Kampus Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN) Bandung, Sabtu Siang (16/6). Ujian EPS TOPIK berlangsung secara serentak selama dua hari, Sabtu - Ahad (16-17 Juni 2012) di empat kota yakni di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya. Untuk pelaksanaan EPS TOPIK HRD Korea dan BNP2TKI menggandeng perguruan tinggi setempat sebagai lokasi pendaftaran dan pelaksanaan ujian.
Menurut Choon, pelaksanaan EPS TOPIK tahun 2012 ini berjalan dengan tertib, baik dan aman. Ia sendiri melihat langsung dari pelaksanaanya yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
"Rata-rata aman, beda jauh dengan tahun lalu," katanya.
Choon mengharapkan dengan ketatnya tata tertib dan jumlah pengawas yang terlibat tidak akan ada lagi praktek perjokian maupun praktik curang seperti menyontek seperti tahun lalu.
Choon juga memberi apresiasi terhadap kinerja petugas BNP2TKI, BP3TKI dan petugas dari kampus IKOPIN yang telah menyiapkan pelaksanaan dan pengawasan tes ini dengan sangat baik. "Yang lulus ujian EPS TOPIK akan berpeluang lebih baik diterima perusahaan di Korea," imbuhnya.
Ia menilai, saat ini banyak pengusaha Korea yang menginginkan pekerja dari Indonesia. Pekerja Indonesia sudah dikenal rajin, loyal dan sopan. TK dari Indonesia terbukti mampu bersaing dengan pekerja dari Kamboja dan Vietnam.
"Harapan kita dari 15 negara pengirim tenaga kerja asing, Indonesia akan mengirim pekerja yang lebih baik dari negara lainnya," pinta Choon.
Tahun 2012, Indonesia mendapatkan kuota TKI ke Korea sebanyak 9.900 orang, 8.900 orang di antaranya untuk sektor manufaktur dan 1.000 orang untuk sektor perikanan.